Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bukan Mistis, Ini Alasan Ilmiah Kalo Masuk Rumah Tua Zaman Belanda Berasa Adem

Hanif Pandu Setiawan - Sabtu, 29 Januari 2022 | 12:12
Ilustrasi rumah berarsitektur kolonial Belanda di Jalan Menteng 37.
Aditya W. Fitrianto/Kompas.com

Ilustrasi rumah berarsitektur kolonial Belanda di Jalan Menteng 37.

HAI-Online.com – Rumah dan bangunan era kolonial Belanda seringkali dikaitkan dengan hal berbau mistis atau horor. Terlebih bangunan semacam itu terasa lebih dingin saat kita memasukinya.

Eits, ternyata jika diteliti lebih lanjut, ada alasan ilmiah kenapa bangunan dengan arsitektur era kolonial Belanda itu cenderung terasa lebih dingin dan sejuk, lho.

Bangunan peninggalan era kolonial yang masih dapat dijumpai di antaranya Lawang Sewu di Semarang, Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta, Gereja Katedral di Jakarta, Gereja Blenduk di Semarang, dan lainnya.

Saat memasuki bangunan khas Belanda, pengunjung akan merasakan hawa sejuk dan nyaman.

Bagian dari konsep klasik kolonial terletak pada penggunaan marmer putih carrara untuk lantai, beberapa bagian dinding dan ruang lain di dalamnya. Marmer Carrara adalah batu alam Italia yang memiliki kepadatan tinggi dan dapat memantulkan cahaya berkilau.

Baca Juga: Trending di Twitter, Ini Sejarah Matinya Gedung Saidah yang Masih Menyimpan Misteri Lama

Penjelasan ahli

Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Ashar Saputra, PhD mengatakan, terdapat sejumlah alasan mengapa bangunan era Belanda bisa terasa sejuk.

Hal itu menurut Ashar dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adalah unsur-unsur yang ada dalam bangunan tersebut. Mulai dari dinding, atap, hingga lantainya.

Ashar menjelaskan, biasanya bangunan Belanda menggunakan pasangan bata dinding yang tebal. Batu bata yang tebal pada dinding secara teori itu akan meredam panas dari luar.

Hal ini membuat ruang udara di bawah atap mampu meredam panas dari atap, sehingga kondisi di bawahnya tetap sejuk.

"Lalu masih dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara di atap yang baik, sehingga ruang udara di bawah atap selalu dingin," ujar Ashar saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/1/2022).

Tak hanya itu, tinggi tembok bangunan Belanda juga menyebabkan udara ruangan lebih sejuk dan lebih dingin.

Dilansir dari Kompas.com, (20/9/2021), ada 8 hal yang membuatarsitektur bangunan khas Belanda yang terasa sejuk meski nggak menggunakan air conditioner (AC).

Baca Juga: Rumah Masa Kecil Kurt Cobain Resmi Jadi Bangunan Bersejarah dan Bakal Jadi Pameran

  1. Berwarna krem atau putih
Rumah bergaya Indis identik dengan cat dinding warna putih atau krem. Gaya tersebut nggak pernah berwarna mencolok atau cerah.

  1. Memiliki jendela berlapis
Zaman dulu, jendela didominasi jalusi atau krepyak. Bentuk jendela berdaun ganda dan berlapis dua.

Bagian luar jendela berupa jalusi atau krepyak dan bagian dalam jendela menggunakan hiasan kaca patri atau kaca transparan.

Terdapat juga bentuk jendela berdaun ganda dan tunggal yang nggak berlapis dua, dengan ornamen pada jendela berupa jalusi atau krepyak.

Selain menggunakan jalusi, beberapa jendela juga menggunakan kaca patri.

Jendela bagian dalam umumnya nggak memakai korden karena hiasan kaca patri tersebut berfungsi sebagai tirai. Jendelanya yang berlapis resisten terhadap maling yang masuk ke rumah.

  1. Pintu yang memiliki lubang angin
Penggunaan jalusi juga digunakan pada pintu adalah ciri arsitektur tropis, sebagai salah satu bentuk adaptasi terhadap iklim tropis agar udara masuk ke dalam rumah.

Serta, pada bagian atas pintu terdapat lubang angin atau ventilasi dari kayu yang menyatu dengan kusen pintu.

  1. Atap berbentuk perisai
Bentuk rumah bergaya Indis berbentuk perisai atau limasan.

Atap perisai yang diadaptasi dari bentuk rumah tradisional Jawa dan penyesuaian bentuk atap yang dibuat miring karena memberi ruang yang cukup antara atap dan plafon, sehingga ruangan di bawahnya nggak panas.

Selain itu, terdapat parapet yang mengelilingi atap berguna untuk menyembunyikan peralatan atap, mengurangi beban angin di atap dan mencegah penyebaran kebakaran.

  1. Dinding tebal
Kebanyakan rumah era kolonial berdinding tebal yang masih asli terbuat dari tembok bata memiliki ketebalan dinding rata-rata 15 dan 30 cm.

Dengan ketebalan itu dapat membuat panas matahari butuh waktu lama untuk memanaskan dinding.

Lantai pada rumah dengan langgam Indis menggunakan penutup dari teraso dan PC atau tegel karena mampu menyerap udara panas, sehingga ruang di dalamnya terasa dingin.

  1. Punyalangit-langit yang tinggi
Rumah dengan gaya Indis identik dengan langit-langit yang tinggi karena sirkulasi udara dalam rumah dapat berjalan dengan lancar dan membuat rumah terlihat lebih luas.

Baca Juga: Tonton AksiKocak tapi Menegangakan Foo Fighters dalam Trailer Film Terbaru Mereka, 'Studio 666'

  1. Teras
Posisi teras pada gaya Indis biasanya terletak di depan rumah menjadi ruang peralihan antara bagian luar dan dalam rumah.

Mempunyai teras menambah kesan mewah pada rumah, selain fungsinya untuk bersantai.

Keberadaan teras di rumah bisa menjadi area sirkulasi udara dan masuknya cahaya matahari alami.

Nah, jadi itulah sejumlah alasan kenapa bangunan era kolonial Belanda yang kalian jumpai cenderung terasa lebih dingin dan sejuk ya, sob. (*)

Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Bukan Horor, Ini Alasan Rumah Era Kolonial Belanda Terasa Lebih Dingin"

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x