Follow Us

Bukan Mistis, Ini Alasan Ilmiah Kalo Masuk Rumah Tua Zaman Belanda Berasa Adem

Hanif Pandu Setiawan - Sabtu, 29 Januari 2022 | 12:12
Ilustrasi rumah berarsitektur kolonial Belanda di Jalan Menteng 37.
Aditya W. Fitrianto/Kompas.com

Ilustrasi rumah berarsitektur kolonial Belanda di Jalan Menteng 37.

HAI-Online.com – Rumah dan bangunan era kolonial Belanda seringkali dikaitkan dengan hal berbau mistis atau horor. Terlebih bangunan semacam itu terasa lebih dingin saat kita memasukinya.

Eits, ternyata jika diteliti lebih lanjut, ada alasan ilmiah kenapa bangunan dengan arsitektur era kolonial Belanda itu cenderung terasa lebih dingin dan sejuk, lho.

Bangunan peninggalan era kolonial yang masih dapat dijumpai di antaranya Lawang Sewu di Semarang, Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta, Gereja Katedral di Jakarta, Gereja Blenduk di Semarang, dan lainnya.

Saat memasuki bangunan khas Belanda, pengunjung akan merasakan hawa sejuk dan nyaman.

Bagian dari konsep klasik kolonial terletak pada penggunaan marmer putih carrara untuk lantai, beberapa bagian dinding dan ruang lain di dalamnya. Marmer Carrara adalah batu alam Italia yang memiliki kepadatan tinggi dan dapat memantulkan cahaya berkilau.

Baca Juga: Trending di Twitter, Ini Sejarah Matinya Gedung Saidah yang Masih Menyimpan Misteri Lama

Penjelasan ahli

Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Ashar Saputra, PhD mengatakan, terdapat sejumlah alasan mengapa bangunan era Belanda bisa terasa sejuk.

Hal itu menurut Ashar dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adalah unsur-unsur yang ada dalam bangunan tersebut. Mulai dari dinding, atap, hingga lantainya.

Ashar menjelaskan, biasanya bangunan Belanda menggunakan pasangan bata dinding yang tebal. Batu bata yang tebal pada dinding secara teori itu akan meredam panas dari luar.

Hal ini membuat ruang udara di bawah atap mampu meredam panas dari atap, sehingga kondisi di bawahnya tetap sejuk.

"Lalu masih dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara di atap yang baik, sehingga ruang udara di bawah atap selalu dingin," ujar Ashar saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/1/2022).

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest