Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Review Ghostbusters Afterlife: Banyak Unsur Jadul yang Bikin Nostalgia

Ferry Budi Saputra - Kamis, 02 Desember 2021 | 11:05
Ghostbusters Afterlife
Sony Pictures

Ghostbusters Afterlife

HAI-Online.com - Ghostbusters Afterlife menjadi daya tarik bagi para penggemar film bukan cuma karena membawa vibes lama Ghostbusters, melainkan dikemas dengan cara yang modern.

Film karya Jason Reitman ini memang sangat ditunggu-tunggu, menampilkan Paul Rudd sebagai Grooberson, Carrie Coon sebagai Callie, Finn Wolfhard sebagai Trevor, dan Mckenna Grace sebagai Phoebe.

Melihat dari trailernya yang sudah rilis, dalam film Ghostbusters kali ini bakal menampilkan banyak hantu dari yang lucu hingga menyeramkan. Bahkan, terlihat ada mobil Ghostbusters jadul yang juga ikut tampil di film baru ini.

Baca Juga: Review Follow Me, Kisah Vlogger yang Berawal dari Medsos hingga Akhirnya Terjebak di Escape Room

Menarik banget pastinya untuk disaksikan. Buat kalian yang penasaran di film baru Ghostbusters ini, langsung aja tonton di bioskop XXI kesayangan kalian di seluruh Indonesia mulai tanggal 1 Desember 2021.

Sinopsis

Ghostbusters Afterlife

Ghostbusters Afterlife

Film Ghostbusters Afterlife ini menceritakan tentang seorang ibu yaitu Callie (Carrie Coon) yang memiliki dua anak Trevor (Finn Wolfhard), dan Phoebe (Mckenna Grace). Mereka awalnya tinggal di sebuah rumah di kota, tetapi pada akhirnya mereka harus pindah dikarenakan rumah yang ditempati mereka harus disegel.

Nggak punya jalan lain, Callie memutuskan untuk membawa anak-anaknya tinggal di rumah peninggalan sang ayah. Rumah itu berada di suatu tempat terpencil dan tampak lahan pertanian mengelilinginya. Awalnya, Trevor dan Phoebe berasa nggak nyaman untuk tinggal di sana.

Tetapi, semakin lama mereka menyesuaikan diri dan akhirnya mendapat teman baru. Sementara sang ibu menjalin hubungan dengan guru dari anak-anaknya yaitu Grooberson (Paul Rudd).

Usut punya usut, semua penduduk di kota tersebut merasa sang kakek semasa hidupnya selalu berperilaku aneh, bahkan menjulukinya si petani.

Perlahan Trevor dan Phoebe memecahkan sebuah misteri tentang rumah kakeknya tersebut. Bahkan, ditemukan juga alat-alat yang pernah digunakan para anggota Ghostbusters masa lampau.

Alat-alat itulah yang menuntun mereka untuk memecahkan sebuah misteri yang terjadi di kota tersebut, di mana terdapat pegunungan yang menyimpan ukiran nggak biasa dan menduga ada alasannya kenapa pegunungan itu ditutup untuk selamanya. Perlahan hantu jahat muncul dan mengancam nyawa penduduk kota.

Trevor beserta sang adik mencoba untuk mencari tahu penyebab semua itu dan menghentikan semua hantu yang berkeliaran dengan alat-alat yang pernah digunakan oleh anggota Ghostbusters. Bisakah mereka melakukannya?

Baca Juga: Review Film Encanto: Pesan Indah Buat Keluarga, yang Penuh dengan Magis

Review

Ghostbusters Afterlife

Ghostbusters Afterlife

Kesan pertama setelah melihat film Ghostbusters Afterlife ini adalah perasaan nostalgia yang begitu kuat. Kenapa begitu? Banyaknya alat-alat yang mengingatkan sama film jadulnya dan vibes dari hantunya hingga penangkapan hantunya itu kena banget.

Pada awal cerita memang para penontonnya akan dituntut untuk mencerna kehidupan Callie bersama dengan kedua anaknya, Trevor dan Phoebe. Melihat kesulitan mereka yang harus beradaptasi dengan kehidupan baru di sebuah kota kecil.

Mungkin bagi sebagian penonton bagian ini akan terasa bosan karena membahas hampir menjelang tengah film. Namun, semua itu patut disaksikan, karena itulah awal dari keseruan film yang mana akan nyambung dengan akhirnya.

Ada beberapa sorotan terkait pengambilan filmnya, ada beberapa adegan yang terasa jumping yaitu salah satunya ketika Trevor bekerja di sebuah bar. Lalu, ada adegan nggak masuk akal juga ketika Phoebe bersama teman barunya Podcast menuju pegunungan dengan sepeda begitu cepat, padahal ada adegan lain yang memperlihatkan kalo menuju pegunungan harus memakai mobil itu terasa jauh.

Ghostbusters Afterlife

Ghostbusters Afterlife

Selain itu, adegan lain yang mengundang banyak pertanyaan yaitu bagaimana bisa seorang Phoebe yang belum pernah tau soal senjata Ghostbusters dengan begitu cepat memahami fungsi tombolnya. Meskipun ia jago dalam hal sains.

Baca Juga: Review Venom: Let There Be Carnage, Venom Tampil Berbeda Disertai Hadirnya Musuh Baru yang Kurang Ditonjolkan

Terlepas dari hal tersebut, beberapa karakter patut diapresiasi, apalagi seorang anak bernama Podcast yang dinilai membangun kepuasan penonton melalui aksi konyolnya. Yap, dia beberapa kali menyita perhatian dengan jokesnya yang ringan namun lucu.

Kemudian apresiasi lain patut diberikan kepada pemeran Phoebe yang dengan luar biasanya terlihat cerdas mengatasi semua masalah, terutama saat menggunakan alat-alat Ghostbusters jadul. Apalagi adegan ketika ia sedih, sangat bisa mengekspresikannya banget.

Saat bagian tengah ke akhir juga dirasa sangat seru, bahkan bisa dibilang arahan sang sutradara begitulah cemerlang bisa membangun emosi penonton hingga akhir, terutama saat adegan Phoebe di rumah kakeknya melawan para hantu.

Bisa dibilang unsur nostalgia dalam film ini juga dapet banget, apalagi saat Phoebe bersama Podcast mencoba menangkap hantu dengan alat pemancing dan perangkap ikonik milik Ghostbusters.

Memang secara jalan cerita nggak seperti Ghostbusters jadul, yang banyak menangkap hantu yang beragam, tetapi film ini dirasa sukses lantaran bisa membuat penontonnya tertawa sekaligus sedih.

Bagian terbaik ada di akhir film ketika Phoebe bersama teman-temannya berjuang melawan seorang hantu kuat. Tiba-tiba saja penonton dikejutkan sama sosok yang bakal membuat air mata jatuh, paling nggak membuat mata merah karena sedih.

Pokoknya adegan akhir itu yang terbaik, bisa dikatakan alur film ini begitu membangun emosi banget. Film ini cocok ditonton untuk kalian para penggemar Ghostbusters versi jadul. Sepadan banget pokoknya.

Baca Juga: Review Raging Fire, Donnie Yen Perlihatkan Sesuatu yang Beda di Film Ini

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x