Terlepas dari hal tersebut, beberapa karakter patut diapresiasi, apalagi seorang anak bernama Podcast yang dinilai membangun kepuasan penonton melalui aksi konyolnya. Yap, dia beberapa kali menyita perhatian dengan jokesnya yang ringan namun lucu.
Kemudian apresiasi lain patut diberikan kepada pemeran Phoebe yang dengan luar biasanya terlihat cerdas mengatasi semua masalah, terutama saat menggunakan alat-alat Ghostbusters jadul. Apalagi adegan ketika ia sedih, sangat bisa mengekspresikannya banget.
Saat bagian tengah ke akhir juga dirasa sangat seru, bahkan bisa dibilang arahan sang sutradara begitulah cemerlang bisa membangun emosi penonton hingga akhir, terutama saat adegan Phoebe di rumah kakeknya melawan para hantu.
Bisa dibilang unsur nostalgia dalam film ini juga dapet banget, apalagi saat Phoebe bersama Podcast mencoba menangkap hantu dengan alat pemancing dan perangkap ikonik milik Ghostbusters.
Memang secara jalan cerita nggak seperti Ghostbusters jadul, yang banyak menangkap hantu yang beragam, tetapi film ini dirasa sukses lantaran bisa membuat penontonnya tertawa sekaligus sedih.
Bagian terbaik ada di akhir film ketika Phoebe bersama teman-temannya berjuang melawan seorang hantu kuat. Tiba-tiba saja penonton dikejutkan sama sosok yang bakal membuat air mata jatuh, paling nggak membuat mata merah karena sedih.
Pokoknya adegan akhir itu yang terbaik, bisa dikatakan alur film ini begitu membangun emosi banget. Film ini cocok ditonton untuk kalian para penggemar Ghostbusters versi jadul. Sepadan banget pokoknya.
Baca Juga: Review Raging Fire, Donnie Yen Perlihatkan Sesuatu yang Beda di Film Ini