Follow Us

Awas Gelap! Tanggapi Fenomena Dark Jokes, Begini Pendapat Akademisi

None - Senin, 25 Januari 2021 | 19:25
Ilustrasi tertawa
iStockphoto

Ilustrasi tertawa

HAI-Online.com - Dalam beberapa tahun terakhir, ‘dark jokes’ menjadi fenomena yang cukup sering ditemui di jagad dunia maya tanah air.

Humor gelap tersebut seakan menjadi tren, khususnya di plaform Twitter. Mulai dari ‘selebtwit’ hingga akun-akun anonim banyak bertebaran dengan trademark cuitan bernuansa ‘gelap’.

Dark jokes sendiri kerap menuai pro-kontra di masyarakat. Pasalnya, topiknya selalu menyangkut hal-hal sensitif seperti kematian, bencana, hingga hal-hal yang tabu.

Baca Juga: Warganet Debat, Gegara Viralnya Postingan Salat Tahajud Online Ditemeni Pacar

Yang terbaru, sebuah akun anonim menjadikan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebagai meme. Warganet yang melihatnya pun dibuat gusar hingga ramai-ramai me-report akun tersebut.

Namun hal ini justru dipandang berbeda oleh akademisi Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, S. Kunto Adi Wibowo.

Munculnya dark jokes, diungkapkan Kunto malah membantu akademisi melakukan kajian komunikasi yang ada di masyarakat saat ini.

Dia menuturkan, dark jokes menjadi suatu fenomena generasional. Artinya, hanya kelompok usia tertentu yang memahami candaan dalam dark jokes.

"Mungkin ini humornya zaman anak-anak muda. Saya gak bisa ketawa kalau ada dark jokes. Demikian halnya orang tua saya tidak bisa ketawa kalau ada satire jokes di zaman saya," ujar Kunto.

Baca Juga: Ada Lagi Nih, Cowok Ngaku Punya Fetish Sama Balon yang Ditiup Cewek

Jika dikaitkan dengan teori humor dalam komunikasi, Kunto menjelaskan humor bisa terjadi saat ada celah antara situasi yang sebenarnya dan bahan yang dijadikan candaan. Celah ini bisa bersifat reflektif, bisa pula merendahkan.

"Gap itu yang membuat kita ketawa," kata Kunto.

Namun sebagai seorang akademisi, Kunto belum bisa menilai apakah dark jokes merupakan candaan yang layak atau nggak layak.

Sebab, mesti ada kajian terlebih dahulu terkait dark jokes lebih dalam.

"Kita harus pending adjust, sebenarnya ada apa di balik dark jokes. Apakah semata merendahkan orang supaya kita merasa lebih baik atau nyaman, ataukah ada semacam refleksi terkait dengan society," jelasnya.

Karena itu ia berpendapat jika dark jokes bisa menjadi kajian baru bagi para ilmuwan. Apalagi, saat ini referensi ilmiah mengenai humor ini masih belum banyak.

Baca Juga: Lagi, Turis Asing di Bali Dideportasi Akibat Berulah Bikin Pesta Saat Pandemi dan Buang Motor ke Laut

Misalnya, mengenai motif apa yang digunakan pada humor ini, refleksi apa yang ingin disampaikan, hingga bagaimana tanda-tanda atau semiotik yang dimainkan di dark jokes.

Namun di luar pro-kontra dark jokes, Kunto mengatakan jika media sosial pada prinsipnya bersifat demokratis.

Demokrasi inilah yang nggak diimbangi dengan aturan yang membatasi. Akibatnya, hal ini yang mendorong orang bebas mengutarakan berbagai pendapat di media sosial.

"Bahkan mau tweet war kayak apapun, ya silakan," pungkas Kunto.

Nah, buat kalian yang biasa nge-jokes di media sosial, tetap hati-hati di internet ya, sob! (*)

Baca Juga: Kepsek SMKN 2 Padang Telah Minta Maaf Soal Seragam Jilbab Sekolah untuk Siswi Noni

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dark Jokes" Bisa Dikaji Secara Ilmiah, Begini Kata Akademisi Unpad"

(*)

Penulis: Hanif Pandu

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest