HAI-Online.com - Dalam beberapa tahun terakhir, ‘dark jokes’ menjadi fenomena yang cukup sering ditemui di jagad dunia maya tanah air.
Humorgelap tersebut seakan menjadi tren, khususnya di plaform Twitter. Mulai dari ‘selebtwit’ hingga akun-akun anonim banyak bertebaran dengan trademark cuitan bernuansa ‘gelap’.
Dark jokes sendiri kerap menuai pro-kontra di masyarakat. Pasalnya, topiknya selalu menyangkut hal-hal sensitif seperti kematian, bencana, hingga hal-hal yang tabu.
Baca Juga: Warganet Debat, Gegara Viralnya Postingan Salat Tahajud Online Ditemeni Pacar
Yang terbaru, sebuah akun anonim menjadikan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebagai meme. Warganet yang melihatnya pun dibuat gusar hingga ramai-ramai me-report akun tersebut.
Namun hal ini justru dipandang berbeda oleh akademisi Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, S. Kunto Adi Wibowo.
Munculnya dark jokes, diungkapkan Kunto malah membantu akademisi melakukan kajian komunikasi yang ada di masyarakat saat ini.
Dia menuturkan, dark jokes menjadi suatu fenomena generasional. Artinya, hanya kelompok usia tertentu yang memahami candaan dalam dark jokes.
"Mungkin ini humornya zaman anak-anak muda. Saya gak bisa ketawa kalau ada dark jokes. Demikian halnya orang tua saya tidak bisa ketawa kalau ada satire jokes di zaman saya," ujar Kunto.
Baca Juga: Ada Lagi Nih, Cowok Ngaku Punya Fetish Sama Balon yang Ditiup Cewek
Jika dikaitkan dengan teori humor dalam komunikasi, Kunto menjelaskan humor bisa terjadi saat ada celah antara situasi yang sebenarnya dan bahan yang dijadikan candaan.Celahini bisa bersifat reflektif, bisa pula merendahkan.