HAI-Online.com - Pihak SMAN 71 Jakarta mengklaim bahwa satu orang siswanya terkena Omicron bukan saat PTM di sekolah melainkan karena terpapar lebih dulu dari ibunya yang pulang dari luar kota.
Barulah pada 3 Januari lalu, ibu dan anak itu menyambangi sekolah untuk mengambil rapor. Namun, pihak sekolah mengklaim keduanya tidak berinteraksi dengan warga maupun tamu sekolah lainnya.
Baca Juga: Satu Kasus Omicron Ditemukan di SMAN 71 Jakarta, Sekolah Terpaksa Kembali ke PJJ
"Siswa yang bersangkutan hadir dan tidak dalam keadaan sakit, cuman agak sedikit sumeng menurut wali kelasnya, itu kita sedang bagi rapor hari pertama," ujar Acep Samsudin Kepala SMAN 71 Jakarta.
Karena teepantau ada gejala mirip flu dan COVID-19 yang masih dirasakan, usai mengambil rapot itulah ibu dan anak tersebut memutuskan untuk dites PCR pada 4 Januari.
Hasilnya dinyatakan positif COVID-19, akan tetapi tes dilanjutkan dengan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) untuk mengetahui apakah keduanya terpapar Omicron atau tidak.
Hasil WGS menunjukkan positif keduanya terpapar varian omicron.
Mengutip dari laman illumina.com, WGS dapat mendeteksi varian nukleotida tunggal, penyisipan/penghapusan, perubahan nomor salinan, dan varian struktural dalam jumlah besar.
Singkatnya, inovasi teknologi terkini sudah sanggup memberi label genom terbaru yang cara kerjanya lebih efisien dari metode sebelumnya.
Dikutip dari cdc.gov, berikut pengertian, dan cara kerja metode WGS untuk mengantisipasi penyebaran Omicron:
Whole Genome Sequencing (WGS)
WGS merupakan genom, atau materi genetik, suatu organisme (bakteri, virus, dan manusia) yang terdiri dari DNA.
Setiap organisme memiliki urutan DNA unik yang terdiri dari basa (A, T, C, dan G).
Kalo kamu tahu urutan basa dalam suatu organisme, kamu telah mengidentifikasi sidik jari atau pola dari DNA uniknya.
Nah, WGS dapat menentukan urutan basa yang biasa disebut sekuensing.
Sekuensing seluruh genom merupakan prosedur laboratorium yang menentukan urutan basa dalam genom suatu organisme dalam satu proses.
Cara Kerja WGS
Para ilmuwan melakukan pengurutan seluruh genom dengan mengikuti empat langkah utama ini, yakni:
Baca Juga: Kasus Omicron di Australia Terparah, Total Tembus 1,03 Juta Pasien
1. Pemotongan DNA
Para ilmuwan menggunakan gunting molekuler untuk memotong DNA, yang terdiri dari jutaan basa: A, C, T, dan G, menjadi potongan-potongan yang cukup kecil, yang selanjutnya dapat terbaca oleh mesin pengurutan.
Para ilmuwan menambahkan potongan kecil tag DNA, atau kode batang, guna mengidentifikasi potongan DNA mana yang dimiliki bakteri mana.
Hal tersebut mirip dengan bagaimana kode batang mengidentifikasi produk di sebuah toko kelontong.
3. Sekuensing seluruh genom
DNA berkode batang dari banyak bakteri digabungkan dan dimasukkan ke dalam sekuenser genom secara keseluruhan.
Sequencer mengidentifikasi basa A, C, T, dan G, yang membentuk setiap urutan bakteri.
Sequencer menggunakan kode batang untuk melacak basis mana yang dimiliki bakteri mana.
4. Analisis data
Para ilmuwan menggunakan alat analisis komputer untuk membandingkan urutan bakteri dan mengidentifikasi perbedaan.
Jumlah perbedaan tersebut dapat memberi tahu para ilmuwan seberapa dekat hubungan bakteri itu, dan seberapa besar kemungkinan menjadi bagian dari wabah yang sama.
Setelah tahu bahwa varian Omicron yang hinggap.dalam tubuh pasien, selanjutnya agar oenyebaran varian ini terhenti perlu dilakukan isolasi pasien baik di Rujukan atau mandiri dengan ketentuan menkes. (*)