Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

4 Lagu Pop Indonesia yang Bercerita Soal Bung Karno dan Politiknya

HAI Internship - Jumat, 29 April 2022 | 17:05
Soekarno
Kompas/SONG

Soekarno

HAI-ONLINE.com - “Bung Karno Jaya, Bung Karno jaya sentosa…”, begitulah lirik lagu dari “Bung Karno Jaya” ciptaan Mus K Wirya.

Lagu tersebut dipopulerkan oleh Onny Surjono, penyanyi kondang pada pertengahan 1960-an.

Bukan hanya sekedar lirik biasa, lagu yang sering diputar di Radio Republik Indonesia itu ternyata merefleksikan tokoh Bung Karno sebagai sosok “pembela negara”, “penggali pancasila”, dan “pendekar Indonesia”.

Meski lirik lagu tersebut mengandung tokoh politik, tetapi lagu itu adalah lagu pop biasa yang ditulis dengan kaidah-kaidah lagu pop yang mudah dicerna dan dihafal.

Bahkan, saat itu lagu tersebut sering dipesan oleh para pendengar dalam acara Pilihan Pendengar layaknya lagu pop biasa.

Selain Mus K Wirya, para hit makers lainnya seperti Soetedjo dan penyanyi pop pada pertengahan era 1960-an telah berkontribusi dalam mempopulerkan lagu yang liriknya mengandung situasi politik.

HAI telah merangkum 4 lagu pop yang liriknya mengandung situasi politik dan merefleksikan Bung Karno.

Baca Juga: 5 Lagu Indonesia yang Cocok Diputar Pas Perjalanan Mudik Atau Balik!

  • PJM Presiden Sukarno - Lilis Suryani

Saat itu, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno biasanya menyebut Beliau harus didahului dengan sejumlah predikat, seperti Paduka yang Mulia.

Sebutan itulah yang ditulis dalam judul lagu ciptaan Soetedjo yaitu “PJM Presiden Soekarno” dan kemudian lagu itu dipopulerkan oleh Lilis Suryani.

PJM sendiri merupakan singkatan dalam ejaan lama, yaitu Paduka Jang Mulia. Dengan mengandung harapan, doa, dan pujian kepada Bung Karno, lagu ini berhasil populer pada zamannya.

Nggak hanya itu, lagu ini juga memuat istilah politik, yaitu Manipol/USDEK yang merupakan akronim dari Manifesto Politik/ UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia

  • Dirgahayu Bung Karno - Wedhasmara

Kala membawakan lagu yang terkait dengan nama Bung Karno, penyanyi pendatang baru yaitu Rossy mendapat sambutan seru dan mulai dikenal pada 1965.

Lagu itu adalah ciptaan Wedhasmara dengan judul “Dirgahayu Bung Karno”.

Menariknya, lagu tersebut diawali dengan lirik “Setiap 6 Juni ku datang padanya” yang memiliki arti bahwa tanggal 6 merupakan hari kelahiran Bung Karno.

Dengan begitu, lagu ini berisi tentang ulang tahun Bung Karno yang mengandung doa, harapan, dan rasa kasih.

FYI, ternyata album Rossy juga memuat lagu-lagu yang mengingatkan orang tentang langkah-langkah politik Bung Karno, misalnya “Capailah Bintang-Bintang di Langit” dan “Lima Azimatku” yang merupakan karya dari Wedhasmara juga.

Lagu yang berjudul “Capailah Bintang-Bintang di Langit” ini merupakan judul Pidato Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1965, sedangkan “Lima Azimat” merupakan Panca Azimat revolusi yang berisi pesan-pesan Presiden Soekarno.

Uniknya, dalam membuat lagu-lagu tersebut, Wedhasmara cukup cermat dalam mempertimbangkan lagu yang memiliki pesan politik dibalut dengan lagu pop sehingga menyampaikan pesan tersebut secara tipis-tipis dan tidak verbal.

Dengan begitu, lagu tersebut cocok dikonsumsi oleh khalayak dengan berbagai kalangan usia.

  • Mari Berlenso - Mus Mualim dan Mochtar Embut

Lagu "Mari Berlenso" karya Mus Mualim dan Mochtar Embut yang kemudian dipopulerkan kembali oleh Lilis Suryani ini menjadi bukti dari populernya lagu berbahasa daerah karena pada masa itu musik rock n roll dilarang diperdengarkan akibat sikap anti-neokolonialisme-imperialisme.

Lirik dari lagu tersebut mengandung unsur penafsiran dari apa yang disampaikan oleh Bung Karno dalam pidatonya.

Bahkan, lagu ini juga termasuk kedalam pengaruh dari pikiran-pikiran Bung Karno tentang antiimperialisme kebudayaan.

  • Bung Hatta - Iwan Fals

Selepas tahun 1965, lagu-lagu yang mengandung unsur politik dan refleksi dari Bung Karno hilang bak ditelan bumi. Namun, pada 1981, lagu "Hatta" karya Iwan Fals ini menjadi awal mula lagu yang membawa sosok Soekarno secara samar-samar.

Artinya, dalam lagu tersebut nama Bung Karno tidak ditulis secara terang-terangan. Lagu ini juga lebih menceritakan sosok Hatta karena mengenang kepergian Beliau.

Nah, dari keempat lagu di atas dapat dilihat bahwa lagu pop dapat menjadi sebuah genre lagu yang menceritakan sebuah sejarah. Lagu diatas ada yang pernah lo denger nggak?

(ariella kinari)

Artikel ini dikutip dari Bung Karno dan Kontroversi Lagu Pop dari Kompas.id

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x