Tuntutan kedua, mendesak Jokowi menunda dan mengkaji ulang Undang-undang tentang Ibu Kota Negara (UU IKN).
Ketiga, mendesak Jokowi menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di masyarakat.
Keempat, mendesak Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.
Kelima berkaitan dengan penyelesaian konflik agraria di Indonesia.
Baca Juga: Anak STM yang Ikut Demo Terancam Bakal Tercatat di SKCK Kepolisian dan Ditandai Kalo Lamar Kerja
Keenam, mendesak Jokowi dan wakilnya, Ma'ruf Amin, berkomitmen penuh dalam menuntaskan janji-janji kampanye di sisa masa jabatannya.
Menurut Kaharuddin, tuntutan-tuntutan yang disampaikan pihaknya belum dipenuhi oleh pemerintah dalam kurun 14 hari sejak aksi sebelumnya.
"Sehingga tanggal 11 April kami akan turun menagih jawaban dari tuntutan tersebut, karena kajian sudah kita berikan dan sebelumnya disambut oleh staf presiden," ujar dia.
Kaharuddin menegaskan, bahwa aksi demonstrasi ini tidak ditunggangi oleh kubu politik mana pun, melainkan murni aspirasi dari berbagai daerah yang diserap para mahasiswa untuk disampaikan kepada penguasa.
Kaharuddin menuturkan independensi BEM SI dari kepentingan politik tertentu dapat dibuktikan lewat kajian yang mendasari tuntutan-tuntutan kepada Istana.
"Bisa dilihat, setiap BEM SI melakukan aksi, itu ada kajian dari tuntutan yang dibawa. Ketika ada kajian, maka tidak bisa digerakkan oleh siapa pun," ujar Kaharuddin.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa pihaknya tak membawa aspirasi untuk menurunkan Jokowi sebagaimana tertera dalam poster-poster liar yang beredar di media sosial.