HAI-Online.com - Pengesahan RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) nggak cuma memicu penolakan dari banyak serikat buruh di Indonesia.
Para pelajar Indonesia, baik pelajar sekolah maupun mahasiswa, juga ramai menolak keberadaan undang-undang ini dan ikut turun ke jalan untuk berunjuk rasa.
Seperti diketahui, pada Rabu (8/10), terjadi demonstrasi masif penolakan Omnibus Law di sejumlah kota di Indonesia yang melibatkan banyak pelajar.
Di satu sisi, hal ini tentu dipandang sebagai bentuk aktivisme yang membanggakan dari para pelajar Indonesia lantaran membuktikan kalo mereka peduli sama isu sosial dan politik tanah air.
Namun, di satu sisi, aksi heroik nan riskan yang dilakukan para pelajar ini juga memicu hal-hal lain, salah satunya kecemasan para orangtua yang khawatir akan kondisi anaknya saat turun ke jalan.
Baca Juga: Usai Bentrok di Harmoni, Pendemo Tolak UU Cilaka Kini Peluk dan Salami Polisi
Dan berikut sejumlah cerita di balik aksi demo para pelajar di Indonesia, seperti dilaporkan oleh Kompas.com.
1. Kegelisahan orangtua di Bandung
Sejumah orangtua mendatangi Mapolrestabes Bandung untuk mencari anak-anak mereka yang diduga diamankan polisi saat demo.
Salah satu orangtua mengaku anaknya masih berusia 15 tahun dan turut diamankan polisi.
"Anak saya umur 15 tahun pak, masih SMP, kapan mau dikembalikan?" kata seorang ibu dengan nada tinggi, Kamis (8/10/2020).