"Setiap lagu menggambarkan hal-hal yang pernah saya alami saat kecil. Ada juga rasa rindu dan panggilan untuk pulang. Untuk mengungkapkan itu semua saya lebih nyaman dengan bahasa Madura," ujar Badrus menjelaskan.
Katapaseseryang berarti pesisir ini hadir dengan begitu menarik secara musikalitas. Mendengarkannya seakan mengajak pelesir di pesisir pantai dengan teriknya matahari di Pulau Madura tanpa harus ke sana.
Sebuah review yangcliché bukan? Tapi emang begitu lah adanya. Lorjhu' yang meramu segala elemen dengan mandiri ini begitu jujur dan penuh kebaharuan.
Akan dengan mudah mungkin bagi banyak orang untuk melabeli 'Paseser' sebagai karyaworld music,istilah populer yang dikembangkan oleh khazanah keilmuan industri musik dari Barat.
Namun, tanpadidasari oleh kepentingan apa pun, Lorjhu' via 'Paseser' hanya mengupayakan yang terbaik untuk mengenalkan kampung halamannya kepada khalayak umum.
Ambil contoh nomor utama 'Can Macanan' yang menjadi single mutakhir dari album ini. Kesan mewah dan megah hadir berbarengan dengan eksotisme kesenian daerah yang diwujudkan dengan kesederhanaan sebagai titik utamanya.
Pada intinya, kembali lagi, Lorjhu' hanya memiliki misi suci untuk mengenalkan kesenian tradisional khas Madura dengan lugas dan tak bertele-tele.
"Lagu 'Can Macanan' murni hanya berkisah tentang kesenian barongan khas Madura yang berwujud binatang macan. Ini hanya berdasar dari pengalaman masa kecilku," tukas Badrus menjelaskan inti dari lagu ini.
Bahkan saking jujur dan sederhananya, video klip untuk lagu ini pun digarapnya secara mandiri dengan menggunakan kecanggihan ponsel masa kini.
"Video klip 'Can Macanan' aku garap pas lagi pulang ke Sumenep cuma pake kamera smart phone," tegas Cak Badrus polos dan lugu.