Follow Us

Inilah Alasan Ilmiah Kenapa Kita Sering Sulit Tidur di Tempat Baru

Hanif Pandu Setiawan - Rabu, 25 Agustus 2021 | 10:05
Ilustrasi tidur
Dan DeLuca/Flickr

Ilustrasi tidur

HAI-Online.com – Pernah, nggak, sih, lo ngerasain susah tidur pas lagi di tempat baru? Misalnya aja saat kalian lo traveling ke suatu tempat, terus lo kesulitan buat tidur nyenyak di penginapan meski badan sudah terasa lelah.

Fenomena ini ternyata ada penjelasannya lho, sob.

Dilansir dari Medical News Today, para ahli menjelaskan fenomena ini secara ilmiah, yang disebut sebagai first night effect (FNE) atau efek malam pertama.

Para peneliti dari Brown University di Rhode Island, dipimpin oleh Yuka Sasaki yang ingin tahu mengapa FNE terjadi dan apakah ada manfaatnya mulai melakukan riset mendalam.

Menggunakan teknik neuro-imaging canggih untuk mengambil snapshot dari otak tidur, timmereka bikin gambaran rinci tentang aktivitas tidur selama malam pertama di lokasi baru.

Pengukuran termasuk magnetoencephalography, MRI struktural (magnetic resonance imaging), dan polisomnografi (mengukur kadar oksigen darah, pernapasan dan detak jantung, serta gerakan mata dan kaki).

Tidur gelombang lambat (bukan tidur REM atau rapid eyes movement) jadi parameter utama yang menjadi fokus tim karena bertindak sebagai pengukuran langsung kedalaman tidur individu.

Sasaki dan timnya kemudian terkejut dengan hasilnya. Mereka mendapati bahwa selama malam pertama tidur, sisi kiri otak secara signifikan kurang tidur daripada kanan.

Baca Juga: Inilah 10 Alasan yang Bikin Seseorang Selalu Ngerasa Capek

Di samping itu, kedua belahan nggak tidur dalam jumlah yang sama, mereka menunjukkan pola yang sangat berbeda. Salah satu ukuran utama FNE adalah lamanya waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tidur tergantung pada tingkat asimetri antara belahan.

Artinya, semakin berbeda perilaku kedua sisi otak, semakin lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tertidur.

Bagian kedua percobaan menunjukkan bahwa belahan kiri lebih sensitif terhadap rangsangan suara eksternal selama tidur. Otak nggak hanya akan menghasilkan respons yang lebih besar sebagai reaksi terhadap suara acak, tetapi peserta juga lebih mungkin terangsang.

Source : Medical News Today

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest