HAI-Online.com - Pamungkas menceritakan kisahnya yang ternyata pernah mengalami setengah tuli hingga usia 18 tahun. Disebutkan jika musik yang akhirnya menjadi terapi bagi dirinya.
Berbicara dalam Youtube Gofar Hilman pada Maret 2021, Pamungkas menceritakan awal mula kejadian dia divonis alami gangguan pendengaran sehingga bisa dibilang alami setengah tuli.
Kisahnya berawal dari ibunya yang dibilang nggak bisa hamil lagi, kalaupun bisa melahirkannya harus melalui operasi cesar.
"Kalau zaman dulu kan jaraknya harus 5 tahun. Teknologinya nggak secanggih sekarang. Jadi abang gue pertama ke yang kedua 5 tahun. Pas yang kedua sudah divonis, udah nggak bisa lagi. Nggak mungkin dibongkar 3 kali. Dipasanglah apa gitu namanya, bahasa-bahasa kedokteran," tuturnya.
Sudah dibilang nggak mungkin hamil, setahun kemudian ternyata ibunya hamil lagi dan mengandung Pamungkas. Kemudian, saat ke dokter janin tersebut harus dikeluarkan karena beresiko untuk sang ibu.
"Pas mau dikeluarin, nggak bisa kata nyokap gue. Alatnya apa gitu, kemiringannya kurang pas apa gimana gitu. Dokternya udah vonis 9 bulan berarti. Antara ibunya atau anaknya yang lewat (meninggal)," ungkapnya.
Sejak saat itu, ibunya jalan-jalan ke luar negeri dan menulis buku tentang diri sang ibu, "Siap-siap kalau dia yang lewat, gue baca tuh buku biar gue tahu ibu sesungguhnya. Jalan-jalan, hepi-hepi, seneng-seneng. Lahir gue, dia yang sehat, gue yang hancur," ucapnya.
Hancur yang dimaksud Pamungkas yaitu dirinya mengalami kelainan pada ususnya. Normalnya manusia ususnya akan berkelok-kelok dalam perut, tetapi usus miliknya ini menjadi lurus.
"Jadi gue kalo minum susu, langsung putih (ngalir gitu aja). Akhirnya dicangkok ususnya, walaupun nggak normal cuma lumayan nih," tuturnya.
Baca Juga: Bawain Lagu Pamungkas, Ahmad Dhani: Tantangannya Nggak Ada
Pamungkas juga mengungkapkan karena hal itu dirinya nggak bisa makan keju, kuning telur dan susu putih, "Bisa sih kalo dipaksain, cuma sakit, kayak mules," ucapnya.
Dia mengatakan karena kondisinya tersebut, dirinya juga nggak bisa makan banyak dan harus makan sedikit-sedikit.
Pamungkas mengatakan kondisi tersebut membuatnya harus diinfus dan tekanan infus lah yang menyebabkannya dia alami half deaf/ setengah tuli, "Karena diinfusnya berbulan-bulan, tekanan infusnya efek sampingnya THT. Makanya jadi half deaf, sebelah kiri," ungkapnya.
Makanya karena kondisinya itu, Pamungkas diajarin sedari kecil untuk membaca bibir jika berbicara. Lalu, keluarganya juga diberi tahu kalau ngomong sama dia harus melalui kuping kanan.
Singkat cerita, saat umur 18, Pamungkas dengan bandnya bermain di Ambon Jazz Festival. Selama 3,5 jam naik pesawat, kemudian Pamungkas merasa kupingnya pengang 3 hari nggak hilang-hilang.
"Terus gue bilang nyokap, kenapa ya ada yang salah. Sampai ke dokter, katanya dengan tekanan udara yang menyumbat (telinga) pecah," katanya.
Setelah itu, dia mengungkapkan kalau mendengar suara AC bisa sangat kencang, "Jadi yang normal buat orang, itu nggak normal buat gue. 18 kesana udah normal," pungkasnya.
Setelah telinganya kembali normal, dia mengatakan kamarnya dikasih peredam agar suara yang didengarnya tidak terlalu kencang karena perlu adaptasi terlebih dahulu.
Pamungkas baru tahu kalau dia itu alami setengah tuli ketika kondisi telinganya sudah dalam keadaan normal, "Gue nggak tau kalau gue itu budeg. Jadi nggak pernah dikasih tau, gue taunya pas normal," ujarnya.
Jadi selama 18 tahun, Pamungkas tidak mengetahui kalau dia itu setengah tuli. Karena tekanan udara lah yang membuatnya sembuh dan bisa kembali mendengar secara normal. (*)