HAI-ONLINE.COM - Saat bikin Bintang Lima, Dewa (Kini Dewa 19, RED) kayak mulai dari nol lagi karena Once.Well, kehadiran Once adalah suntikan energi segar bagi band asal Surabaya ini. Namun, bukan berarti proses kerja berjalan lancar. Dalam proses penggarapan album yang dirilis tahun 2000 tersebut, Once dan Dhani sering bertengkar karena idenya sering nggak cocok."Saya masih dalam tahap penyesuaian. Saya juga baru terakhir-akhir (penggarapan album) aja tau, oh, kerjanya Dhani begini. Caranya kayak gini," ungkap Once pada saat itu.Dalam kapasitasnya sebagai vokalis, ia sering ngotot dengan pendapat pribadi."Saya nggak tau pengalaman (Dewa 19) dengan Ari gimana, tapi buat saya sih, apa yang saya minta wajar banget," tambah Once. Sedangkan buat Dhani, ia mengaku belum puas dengan performa Once sekarang ini.
Baca Juga: 20 Tahun Debut Album Sheila On 7: Kirim Demo ke Jakarta, Eross Malah Nyasar ke Pabrik di Tangerang “Aku merasa belum memaksimalkan kelebihan Once. Lagi pula, aku belum lama kenal Once. Dan waktu kenal pun, aku udah mulai sibuk. Belum se-intens aku mengenal (mendalamai karakter vokal- red) Ari (Lasso) atau Reza dulu," komentar ayah dari tiga anak ini.Dhani kemudian memberi contoh soal perbedaan besar antara Ari dan Once. Hit lama Dewa tidak cocok dinyanyikan Once yang memiliki karakter vokal yang berbeda dengan Ari. Elang, misalnya. Lagu itu harus dinaikkan sampai empat oktaf biar pas dinyanyikan Once.
Once, kata Dhani, punya wawasan musik yang luas. Hingga sedikit banyak juga mempengaruhi arah musik Dewa. Kalau pun ada kekurangan Once nggak punya latar belakang jazz. "Itu tuh yang membuatku pusing. Once sama sekali nggak punya latar belakang jazz! Kita lihat saja lah!" keluh Dhani.Dari situlah, nggak jarang mereka berdua beradu argumen sengit dalam mengkonsep materi Bintang Lima. Satu kondisi yang nyaris nggak pernah terjadi dalam formasi Dewa 19 terdahulu. Saking seringnya berdebat, sempet ada isu yang bifang bahwa Once dan Dhani bertengkar hebat.
"Ah, nggak ada apa-apa," tepis Andra mengenai isu ramenya Dhani dengan Once. Menurut gitaris Dewa 19 ini, Once dan Dhani memang sering berdebat tapi masih dalam konteks musik. Sedangkan, di luar konteks musik mereka akur-akur saja. Toh, kalo udah berdebat gitu biasanya Dhani yang lebih punya kans jadi 'pemenang'. Pasalnya, "Aku 'kan ditunjuk jadi produser. Semua setuju hal itu. Jadi, aku berusaha menjaiankan peran tersebut dengan baik," jelas Dhani. "Lagian, biasanya Once kalah referensi samaku."Dan, memang soal berdebat ini jadi satu hal yang cukup mengagetkan. Bukan apa-apa, yang dulu-dulu, pas masuk studio kebiasaan berdebat jarang terjadi.
"Sebagai vokalis, Ari itu tipe penyanyi yang nurut-nurut aja. Sedangkan Once kan bisa main musik, bisa bikin lagu, jadi lebih banyak permintaan," ungkap Andra. Andra lalu memberi contoh hal-hal yang sering jadi perdebatan mereka, misalnya aransemen dan sound. "Album Dewa yang sekarang ini memang album yang paling banyak kompromi," kata Andra. Terutama, kompromi konsep musik. Yang akhirnya memang menimbulkan masalah. Terlebih, beberapa lagu Bintang Lima awalnya dibuat untuk dinyanyikan Ari Lasso."Nadanya kerendahan buat Once, sebab selama ini kord (yang dibuat) dirancang-red untuk Ari," kata gitaris tersebut.
"Jangkauan vokal Once itu seperti (vokal) cewek. Tinggi banget. Sementara kalau buat lagu, baik aku maupun Andra belum menyadari hal itu. Kami berdua selalu pakai jangkauan vokal kami. Yang jelasjelas rendah. Kalo dipaksakan (pakai nada dasar asli) suara Once nggak keluar," kilah Dhani. Hal itu berefek pada masa pengerjaan Bintang Lima. Album yang harusnya udah bisa keluar Februari, harus di reschedule. Singel yang bakal dijadiin jagoan, Roman Picisan, harus dirombak total hingga jadwal rilis molor. Tapi diakui Andra bahwa dengan tipe vokal Once, Dewa 19 lebih leluasa dalam membuat lagu. Ketimbang vokal Ari, yang masih menurut Andra, lebih pas untuk lagu lembut. "Vokal Once itu iebih ngerock, kurang genit. Tapi, album yang sekarang ini seharusnya ngejual lagu. Nggak sekadar jual vokal," harap Andra.
(Dirangkum dari arsip HAI tahun 2000)