Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Muncul Danau Baru setelah Badai di NTT, Ini Penjelasan Ahli Geologi

Hanif Pandu Setiawan - Kamis, 29 April 2021 | 17:45
Danau baru yang muncul di kelurahan Sikumana, Kota Kupang, Provinsi NTT setelah terjadi bencana alam badai siklon tropis seroja pada pertengahan April lalu.
BENNY JAHANG/ANTARA

Danau baru yang muncul di kelurahan Sikumana, Kota Kupang, Provinsi NTT setelah terjadi bencana alam badai siklon tropis seroja pada pertengahan April lalu.

Baca Juga: 4 Seniman Ini Paparkan Data Soal Perubahan Iklim lewat Cara yang Asyik

“Volume air hujan yang tinggi ini meningkatkan proses erosi dan pelarutan batuan kapur. Air tanah ini dapat muncul ke permukaan sebagai mata air," kata dia.

Ada sungai di bawah permukaan tanah

Nah, salah satu alasan mengapa mata air ini baru muncul sekarang dimungkinkan berkaitan dengan adanya pembentukan jalur-jalur baru sungai bawah tanah yang akhirnya terhubung ke permukaan tanah, dipicu oleh badai besar dan curah hujan tinggi di daerah tersebut.

"Hal ini diperkuat dengan pengamatan debit air yang cukup tinggi di mana dapat mengindikasikan adanya aliran sungai bawah permukaan yang muncul ke permukaan tersebut sebagai mata air,” ungkap Tomi.

Danau yang terbentuk biasanya bersifat sementara. Hal ini dikontrol oleh aliran airtanah yang muncul ke permukaan tersebut, sehingga jika suplai air bawah permukaan tersebut surut, maka air di danau tersebut juga surut.

Daerah karst sendiri sebelumnya telah banyak ditemukan di Indonesia, contohnya saja di Padalarang dan Sawarna, Jawa Barat.

Menurutnya, Daerah karst ini sangat unik, salah satunya ciri-cirinya adalah terbentuknya goa-goa dan juga sungai di bawah permukaan tanah.

Goa-goa ini merupakan hasil pelarutan air meteorik yang masuk melalui rekahan-rekahan di batu kapur.

Air meteorik ini bisa melarutkan batu kapur disebabkan rendahnya kadar saturasi kapur (CaCO3) dalam air meteorik tersebut. Rekahan pada batu kapur tersebut dapat membesar seiring dengan berjalannya waktu.

"Proses pelarutan yang berlangsung lama tersebutlah yang membentuk goa dan sungai-sungai bawah tanah di lingkungan karst,” ujar Tomi.

Baca Juga: Serangan Asteroid 2021 PDC, Benarkah Indonesia Bakal Diserbu Pengungsi dari Eropa?

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x