Cerita ini datang dari SMAN 78 Jakarta Barat. Bukannya memberikan uang tunai, pihak sekolah bilang bakal mengganti bentuk apresiasi tersebut jadi bentuk barang berupa jaket dan tas pinggang. Atau makan bersama dan jalan-jalan.
Menurut Wakil Kepala Sekolah SMAN 78 Jakarta Zainudin, dia emang menyarankan penggantian bentuk apresiasi itu karena dianggap nggak mendidik.
"Saya akui agak memaksa membuat jaket supaya mereka punya kenang-kenangan, sebab kalau uang kan pasti habis," kata Zainudin seperti dilansir HAI dari CNN.com
Baca Juga : Pelajar SMA Penari Ratoh Jaroeh Opening Asian Games Bikin Petisi Untuk Tuntut Transparansi Honor
Guru Angkat Bicara
Endang Wardiningsih, salah satu guru pembimbing di SMAN 34 Jakarta saat ditanya HAImengatakan dalam perjanjian yang disepakati, hak yang mengelola keuangan itu sekolah.
Perincian itu menurutnya bakal tertuang di LPJ dan diberikan ke dinas sebagai atasan. Bahkan, Lima Arus sendiri selaku EO yang menjembatani antara INASGOC dan sekolah pun kata Endang nggak minta rincian lebih lanjut dan menyerahkan pengelolaan ke sekolah sepenuhnya.
"Kalau perincian itu kan biasanya ke atasan kan. Masa kita ngasih rincian ke anak-anak kan lucu gitu," tambah Endang.
Terkait informasi soal uang yang didapat sekolah tiga kali pun, nggak diinformasikan pihak sekolah ke pelajar. Kata Endang, setelah dapat uang pihak sekolah langsung dialokasikan ke keperluan pelajar. Pelajar pun juga disebut nggak bertanya terkait hal tersebut.
"Sebetulnya kita nggak permasalahin jika hanya mendapat Rp50.000,00/latihan, asalkan rincian dananya jelas dan transparan. Yang kita permasalahin adalah transparansi dana tersebut," ujar Siska.
Besaran dana hasil keputusan dinas
Fyi,nih bro besaran dana untuk tiap pelajar merupakan hasil keputusan rapat dinas yang diikuti pejabat dinas terkait dan kepala sekolah-kepala sekolah SMA di Jakarta.