HAI-Online.com -Euforia Asian Games 2018 masih terasa sampe sekarang. Tapi, bukan cuma soal kerennya aja yang sekarang diomongin. Ada masalah yang terkuak dan bikin anak SMA bereaksi. Yap, pasti kamu uda pada denger dong, ribut-ribut honor anak SMA yang jadi penari di Asian Games?
Untuk yang belum tau, pihak panitia Asian Games 2018 menganggarkan honor untuk tiap penari. Jumlahnya lumayan, Rp 200.000 tiap kali latihan.
Selama masa persiapan sebelum hari-H mereka mengikuti kurang lebih 15 kali latihan selama berbulan-bulan.
Selama rangkaian latihan itu mereka dapet pelayanan mumpuni. Penari dari 18 SMA di Jakarta itu selalu disediakan bus oleh sekolah tiap kali mesti latihan di luar sekolah, salah satunya ke GBK.
Selama latihan di GBK, INASGOC juga menyediakanmakan berat, camilan, dan minuman sepuasnya.
Kalo latihan di sekolah, pihak sekolah menyiapkan makanan yang beragam, seperti roti dan makanan cepat saji serta air mineral.
Ada pula sekolah yang memberi uang dengan nominal tertentu sebagai ganti makan.
Pelajar hanya tahu itu saja. Mereka tak tahu adanya dana operasional yang dikucurkan penyelenggara ke pihak sekolah.
Baca Juga : Heboh Isu Honor, Ini Fakta yang Perlu Lo Tahu tentang Transparansi Dana Penari Ratoh Jaroe
Protes karena minim transparansi dana
Belakangan, para murid dan orang tuanya mulai mempertanyakan uang yang tak kunjung didapat. Mereka mulai aktif bertanya ke pihak sekolah dan curhat di media sosial.
Pada Minggu 16 September, siswa-siswa di SMA 66 Jakarta mulai meminta kejelasan hak mereka kepada seorang guru di grup LINE penari.