Ternyata, sertifikat udah ada di guru pembimbing. Namun, si guru belum mengasihkannya karena nggak ada anak yang menanyakannya. Hmm
Akhirnya para siswa pun mendapat sertifikat dan uang pada Rabu, 19 September. Besaran uangnya pun Rp520.000 (bagi yang mengikuti latihan penuh).
Karena curhatan menjadi viral, sejak Rabu kemaren jadi banyak banget media yang memberitakan.
Hingga pada Jumat, 21 September tadi, secara mendadak mereka mendapat uang tambahan sebesar Rp130.000
Kalau dijumlah, honor tersebut masih jauh dari total yang dijanjikan. Kalau mereka latihan 15 kali, berarti dapetnya Rp 3 juta dong?!
Pihak sekolah menyebutkan kalo uang tersebut dipotong untuk biaya operasional selama latihan, seperti transportasi dan konsumsi.
Inilah yang memicu protes. Temen-temen dari SMAN 66 Jakarta ada yang berani bertanya soal transparansi dana. Mariska (nama disamarkan), salah satu siswa di SMA tersebut bilang kalo dirinya dan teman-temannya mendesak pihak sekolah terkait rincian uang operasional, bahkan tak segan beradu argumen dengan guru pembimbing. Mereka juga membandingkan dirinya dengan pelajar di SMA lain.
"Kita butuh rincian dana itu untuk apa aja. Karena yang kita pertanyakan buat apa-apa saja dan berapa jumlah dana yang ditransfer ke sekolah," ujar Mariska.
Sayangnya, guru malah menganggap Mariska dan teman-temannya lancang. Menurut guru pembimbing itu, siswa nggak berwenang nanya soal transparansi dana
"Kalau kita sampai nanya detil rincian dananya, kita dibilang lancang," kata Mariska.
SaatHAIkonfirmasi lanjut, Didi Wahyudi, salah seorang guru pembimbing dari SMA tersebut mengatakan pihak sekolah udah memberi penjelasan rinci saat pertemuan dengan siswa. Menurutnya semua sekolah sama, termasuk cair selama tiga kali.
Honor diganti barang