Follow Us

Cerita Bersambung HAI: Menembus Langit Ep 5

Alvin Bahar - Rabu, 19 Oktober 2016 | 04:30
Ilustrasi: Gio
Alvin Bahar

Ilustrasi: Gio

“ Iya..aku memang anak pramuka. Kau juga kan? Nah, memang siapa yang mesti aku teladani? ” Aku meminta kejelasan dari Solomon untuk menyebutkan satu nama itu.

“ Kau tahu Baden Powell ? ” Semua anak pramuka tentu tahu.

“ Oh… beliau aku tahu. Dia pensiunan angkatan bersenjata Inggris. Berjasa dalam dunia kepramukaan, “ aku melengkapi profil lain dari sosok seorang Baden Powell.

“ Nah…, kalau kau punya spirit seperti pak Baden Powell, aku yakin cita-citamu pasti dapat tercapai,” Solomon secara tidak langsung mendukungku. Dibalik rasa acuh tak acuhnya selama perjalanan, sahabatku yang satu ini ternyata punya perhatian lebih. Diamnya itu adalah bentuk kepedulian seorang Solomon.

Selain James Cook dan Christopher Columbus, memang ada satu tokoh lagi yang mesti aku jadikan figure pemberi semangat untuk mengobarkan jiwa petualanganku. Ya, Solomon telah memberi tahu sekaligus mengingatkan.

Robert Baden Powell, anak dari seorang pendeta yang sangat melekat dengan anak pramuka sepertiku. Beliau adalah seorang tokoh idealis dengan memegang erat sikap dan prinsip teguhnya. Mampu mengubah pola kehidupan jutaan anak-anak muda di seluruh dunia. Berkatnya, jumlah anak-anak pramuka terus bertambah, diiringi sikap menghargai sumber daya alam dan generasi penerusnya semakin inovatif. Jadinya ingin sekali kembali ke sekolah. Mengenakan seragam cokelat. Memakai topi lebar, tali tambang, lencana, dasi, kemeja flannel dan tongkat. Tapi tertahan sementara , karena mesti menunggu liburan semester berakhir terlebih dahulu.

“ Kau pernah tahu bukunya pak Baden Powell ? ” Tanya Solomon. Dia tahu aku kutu buku. Semua buku yang ada disekitarku pasti aku lahap. Aku tetap baca meskipun terkadang ada tema-tema buku yang tak begitu aku suka.

“ Belum.., Pak Zaini tidak pernah menawarkan atau meminjamkan buku-buku karya Baden Powell. ” Guru sejarah itu adalah satu-satunya orang yang menjadi tumpuanku mencari referensi buku-buku.

“ Aku juga hanya dapat cerita dari teman bapakku. Baden Powell pernah menulis buku berjudul ‘Scouting for Boys’.” Terang Solomon. “ Wah..sepertinya menarik sekali.” Aku jadi menaruh kagum, padahal aku belum pernah memegang buku yang dimaksud Solomon apalagi tahu apa isi buku tersebut. Solomon malah lebih tahu dari aku tentang bapak pramuka sedunia itu. Padahal aku lebih aktif di ekskul pramuka dari pada remaja bertubuh sintal itu. Sahabatku menjelaskan pesan utama dari bukunya. Bahwa seorang pramuka itu harus bisa melewati lima macam ujian. Diantaranya adalah anak pramuka harus bisa membuat simpul tali, mencari jejak, membaca berbagai isyarat, mengerti cara mengibarkan bendera kebangsaannya dan sanggup berlari sepanjang satu mil.

Lima poin utama itu seolah menjadi puncak berbincangan selama perjalanan kami ke Pantai Anyer. Berkat informasi dari Solomon, wejangan Baden Powell langsung menancap di dada. Terpatri di dalam hati .

Selama ini aku baru tersadar. Aku ikut ekskul pramuka sejak sekolah dasar dengan satu motivasi saja. Yakni ingin bertahan di alam bebas. Belum rinci kepada hal-hal keahlian yang diwariskan pak Powell. Namun, walau baru tahu, setidaknya aku sudah bisa melakukan kelima poin itu.

***

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest