Bangunan Kabah dari pasir yang kami buat dengan bagus dihantam oleh derasnya air laut. Berjam-jam dibuatnya, hancur seketika digulung ombak. Aku dan Solomon hanya pasrah saja, tersenyum bersama. Apa boleh buat. Kemudian kami tertawa terbahak, saling lempar gumpalan pasir. Bergelut dan basah-basahan di pinggir pantai. Kegembiraan nampak dari dua sahabat karib. Seiring dengan terbenamnya matahari kami menutup canda dan berencana bermalam di warung kopi pinggir jalan. (*)
Oleh: Edi Dimyati