Follow Us

Sempat Kesulitan Menulis Naskah Mencuri Raden Saleh, Angga Dwimas Sasongko: Indonesia Belum Ada Film Heist

Tanya Audriatika - Jumat, 12 Agustus 2022 | 07:05
Angga Dwimas Sasongko sebut karena belum ada film heist Indonesia, ia merasa kesulitan menulis naskahnya.
TANYA AUDRIATIKA/HAI

Angga Dwimas Sasongko sebut karena belum ada film heist Indonesia, ia merasa kesulitan menulis naskahnya.

HAI-Online.com - Sutradara sekaligus penulis Mencuri Raden Saleh, Angga Dwimas Sasongko mengaku kalau ia sempat merasa kesulitan saat menulis naskahnya karena belum ada yang pernah membuat film heist di Indonesia.

Ia mengungkapkan, hal itulah yang membuat proses menulis naskahnya lama, karena ia bingung harus mulai dari mana.

“Sesuatu yang kurang beruntung dari filmmaker Indonesia adalah nggak tahu belajar [film heist] sama siapa. Kalo misalnya bikin film ini kita belajar ama siapa ya? Siapa yang pernah nyoba ngelakuin ya? Kita cari di sini tuh nggak ada,” ungkap Angga dalam exclusive screening Blueprint Making of Mencuri Raden Saleh di Jakarta Pusat, Rabu (11/8/2022) kemarin.

Sebelumnya, beragam penulis sempat ditunjuk untuk menggarap naskah Mencuri Raden Saleh, namun nggak ada yang cocok dan akhirnya diputuskan Angga menulis naskah tersebut.

“Akhirnya kita pergi workshop di satu rumah, kita nggak pergi selama seminggu. Beberapa orang, bikin cerita ulang, bikin skema, bikin macem-macem,” terangnya.

Tantangan masih terus muncul, setelah storyline rampung, kali ini Angga merasa criminal minds-nya kurang.

Baca Juga: Sebelum Nonton Film Mencuri Raden Saleh, Simak 3 Fakta Seru Di Balik Layar Para Cast-nya Ini!

“Tapi kalo bikin skenario tuh bukan cuman soal mampu, tapi juga waktu kan. Nah waktu itu yang paling gue nggak punya. Kedua, gue merasa criminal minds gue tuh kurang,” ujar nya.

Setelah itu ia bertemu dengan Husein Monji Atmodjo, lewat filmnya yang berjudul Iseng (2016).

“Dia cerita banyak, dan keliatan kemistrinya nyambung. Dan akhrinya monji sama gue nulis bareng,” lanjutnya.

Dalam Mencuri Raden Saleh, Angga menyebut kalau ia nggak mau para karakternya hanya jadi tempelan, ia ingin mendalami tiap karakternya.

“Kita nggak mau karakternya cuman tempelan. Jadi akhirnya kita mutusin untuk punya 130 halaman skenario, hampir 320 scene. Gue liatnya aja rasanya mau gue bakar,“ ucapnya sambil tertawa,

Dari 320 scene, lahir 15 draft editing yang membuat film ini punya beragam versi.

“Jadi 15 draft itu bukan kita kurangin, ini kalo kita mau versi gini ada di draft 9, kalo versi ini ada di draft sekian. Terus akhirnya kita rembukan, draft mana yang kita pilih, bentuk film mana yang kayak apa yang akhirnya kita pilih,” pungkasnya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest