Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nggak Cuman Persiapan, Begini 5 Tips Dapat Beasiswa Luar Negeri ala Mahasiswa UNESA

Tanya Audriatika - Jumat, 10 Juni 2022 | 09:00
Ilustrasi kuliah di Belanda.
StuNed

Ilustrasi kuliah di Belanda.

HAI-Online.com - Ada banyak program beasiswa yang bisa dimanfaatkan buat melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.

Tentu ada syarat yang harus dipenuhi dan mengikuti serangkaian seleksi yang cukup kompetitif.

Nah, buat lo yang berminat kuliah jalur beasiswa tentu perlu mempersiapkan diri dan bisa ‘belajar’ dari pengalaman mereka yang sudah lolos, seperti Syifaa Khoirunnisaa misalnya.

Syifaa, mahasiswa prodi S-1 Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ini dapat beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2022 di Palacky University Olomouc, Ceko.

Dia merupakan satu di antara tiga mahasiswa yang mendapat beasiswa yang sama tahun ini.

Dua mahasiswa lainnya yaitu Dara Nabila Salsabyla dari S-1 Ilmu Komunikasi mendapat beasiswa ke Universidad de Granada atau University of Granada (UGR), Spanyol.

Baca Juga: Yuk Cobain 3 Tips Dapet Beasiswa ke Luar Negeri ala Dosen UB

Serta, Daffa Putra Amrullah Sigit dari S-1 Pendidikan Bahasa Inggris dapat beasiswa ke University of California-Davis (UC Davis), Amerika Serikat.

Perempuan yang akrab disapa Syifa itu sharing seputar pengalamannya dan tips meng-apply beasiswa tersebut.

  • Sertifikat Bahasa Asing
Syifa menjelaskan syarat utama yang harus dimiliki untuk mengejar beasiswa ke luar negeri, ke Eropa misalnya yaitu punya kemampuan bahasa asing, utamanya Inggris.

Karena itu persiapan yang harus dilakukan jauh-jauh hari yakni belajar bahasa Inggris, bisa di komunitas atau kursus.

Sembari belajar, bisa juga latihan jawab soal tes bahasa Inggris seperti yang dipakai pada TOEFL atau IELTS.

Selain itu, perlu juga sesekali ikut tesnya langsung sampai nilai atau skor yang diperoleh di atas standar minimal untuk meng-apply beasiswa ke kampus luar.

Dalam belajar bahasa Inggris, tentu harus punya rencana dan target.

“Sertifikat bahasa Inggris ini yang harus kita kantongi dulu. Itu yang gue lakuin yang akhirnya bisa lolos beasiswa IISMA,” ujar Syifa dikutip dari laman Unesa.

  • Esai yang Bermutu
Syarat beasiswa IISMA, peserta juga harus menyiapkan esai. Tampaknya ini juga berlaku pada program LPDP dan beasiswa-beasiswa lainnya.

Bagi Syifa, menulis esai nggak bisa asal jadi. Esai harus dirancang dengan baik biar bermutu.

Pengalaman dan prestasi yang dituangkan dalam esai harus disertai dengan penjelasan dan perspektif yang berbeda.

Misalnya, prestasi nggak harus selalu soal lomba, tetapi bagaimana proses, pengalaman dan dampaknya.

“Misalnya kita mau ikut lomba, kalau bisa jangan karena mau menang atau untuk ikut beasiswa. Niatin aja buat belajar dan nambah pengalaman sembari meningkatkan kualitas diri sendiri. Dari lomba itu kan kita bisa berproses, menguji ide dan karya, lalu kita dapat pelajaran dan pengalaman berharga dari situ,” bebernya.

  • Set Goals
Bagian penting yang perlu dilakukan dalam apply beasiswa yaitu menentukan tujuan.

Bagi Syifa, tujuan itu sangat penting ditentukan, karena berkat tujuan itulah langkah-langkah bisa direncanakan dan target bisa ditentukan.

Seenggaknya dengan ada rencana dan target, proses persiapannya bisa lebih jelas dan terarah. Selain itu, tujuan bisa jadi motivasi di kalo capek.

“Kita kan manusia ya, apalagi masih muda pasti banyak sekali gangguan yang mengalihkan dari tujuan. Kemudian juga pasti capek juga, apalagi udah belajar bahasa Inggris dan tes berkali-kali tetapi skor masih kurang tentu down juga kan. Nah, dengan mengingat kembali tujuan tadi, niat tadi, bikin semangat dan bisa bangkit lagi,” ucapnya.

  • Persiapan Interview
Wawancara emang cukup menegangkan bagi banyak orang. Namun, kalo sebelumnya udah latihan, tentu bisa memudahkan.

Syifa membuktikan itu. Jauh-jauh hari memang sudah berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan yang biasanya muncul dalam sesi wawancara.

Kemampuan speaking sangat diperlukan dalam tahap ini.

“Misalnya pas ditanya tentang diri kita atau kelemahan dan kekuatan kita tentu nggak bisa sekadar penjelasan. Kita bicara dan kasih penjelasan kepada tim seleksi dengan alur yang sistematis. Kita harus jujur memang, apa kelemahan dan kekuatan kita. Itu lumrah semua orang punya itu. Namun, bagaimana menyikapi kelemahan dan kekuatan itu,” bebernya.

Baca Juga: Lagi Bikin Skripsi, Nulis Lagu dan Bikin Puisi? Ini 8 Tips Menghindari Plagiarisme Biar Kamu Nggak Kesenggol HKI

  • Pantang Menyerah
Syira menyadari, setiap tujuan dan cita-cita membutuhkan proses dan perjuangan. Karena itu, selama berjuang dan belajar mempersiapkan diri tentu ada kegagalan atau hasil yang tak sesuai harapan.

Ini kadang bisa bikin mental down dan ingin putus asa.

“Gue sempat gagal di seleksi batch pertama dan itu membuat gue mau menyerah. Namun, pas inget cita-cita awal gue, jadinya bisa semangat lagi. Bangkit lagi,” ungkapnya.

Dia cari tahu penyebab kegagalannya di batch pertama. Salah satunya karena sertifikat bahasa Inggrisnya belum diperbarui.

Sejak itu, dia memutuskan untuk ikut tes Duolingo. Ternyata, selama mempersiapkan tes duolingo dibukalah batch 2, sehingga ia langsung mendaftarkan diri lagi dan ternyata lolos.

“Dari situ gue ngerasa kalau gagal di suatu hal jangan menyerah dulu karena pasti selalu ada jalan bagi yang berusaha. Intinya Tuhan punya skemanya untuk setiap orang. Tugas gue dan kita semua, jangan berhenti berusaha. Ini menjadi pelajaran buat gue buat ke depan nya,” tuturnya.

Apa tujuan belajar ke kampus luar? Syifa ingin menambah wawasan dan pengalaman.

Selain itu, dia juga punya tekad untuk menyelesaikan paper soal language development.

Sebelumnya, papernya itu sempat terhenti karena keterbatasan informasi. Karena itulah, dia ingin menemui salah satu professor di Palacky University.

Selain itu dia juga tertarik mempelajari culture dari negara-negara lain.

“Gue juga cari culture exchange, jadi bisa memperkenalkan culture Indonesia dan belajar kultur negara lain. Selain itu yang menarik dari IISMA itu kita bisa lintas jurusan, sehingga gue bisa mengambil ilmu komunikasi, culture, sejarah dan psikologi, jadi gue bisa belajar secara bebas,” paparnya. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x