- Persiapan Interview
Syifa membuktikan itu. Jauh-jauh hari memang sudah berlatih menjawab pertanyaan-pertanyaan yang biasanya muncul dalam sesi wawancara.
Kemampuan speaking sangat diperlukan dalam tahap ini.
“Misalnya pas ditanya tentang diri kita atau kelemahan dan kekuatan kita tentu nggak bisa sekadar penjelasan. Kita bicara dan kasih penjelasan kepada tim seleksi dengan alur yang sistematis. Kita harus jujur memang, apa kelemahan dan kekuatan kita. Itu lumrah semua orang punya itu. Namun, bagaimana menyikapi kelemahan dan kekuatan itu,” bebernya.
- Pantang Menyerah
Ini kadang bisa bikin mental down dan ingin putus asa.
“Gue sempat gagal di seleksi batch pertama dan itu membuat gue mau menyerah. Namun, pas inget cita-cita awal gue, jadinya bisa semangat lagi. Bangkit lagi,” ungkapnya.
Dia cari tahu penyebab kegagalannya di batch pertama. Salah satunya karena sertifikat bahasa Inggrisnya belum diperbarui.
Sejak itu, dia memutuskan untuk ikut tes Duolingo. Ternyata, selama mempersiapkan tes duolingo dibukalah batch 2, sehingga ia langsung mendaftarkan diri lagi dan ternyata lolos.
“Dari situ gue ngerasa kalau gagal di suatu hal jangan menyerah dulu karena pasti selalu ada jalan bagi yang berusaha. Intinya Tuhan punya skemanya untuk setiap orang. Tugas gue dan kita semua, jangan berhenti berusaha. Ini menjadi pelajaran buat gue buat ke depan nya,” tuturnya.
Apa tujuan belajar ke kampus luar? Syifa ingin menambah wawasan dan pengalaman.