Akhirnya landasan sains multisemesta ini mulai berkembang pada 1950-an oleh Erwin Schrodinger yang mengenalkan konsep superposisi kuantum.
Baca Juga: Jodie Comer Bakal Bintangi Film Thriller Apokaliptik Garapan Benedict Cumberbatch
Dari situ dilengkapinya landasan matematis dan diterapkan hukum sebab-akibat sebagai konsekuensi keberadaan multisemesta sehingga memperkuat konsep multisemesta.
Perkembangan itu membuat konsep multisemesta menjadi kajian banyak bidang keilmuan, yaitu filsafat, fisika teoritis, kosmologi, astronomi, matematika, psikologi transpersonal, hingga sastra dan seni.
- Model multisemesta yang digunakan oleh film “Doctor Strange in The Multiverse of Madness” adalah model interpretasi banyak dunia
Dengan memiliki banyak model, Ferry mengemukakan bahwa model yang digunakan dalam film DSMM itu adalah model interpretasi banyak dunia (many-world interpretation/MWI) yang diklasifikasi oleh Max Tegmark.
Model tersebut ketika semesra berhadapan dengan sebuah pilihan dan berbagai kemungkinan, maka semesta akan terpecah menjadi semesta baru sebanyak jumlah kemungkinan pilihan yang tersedia.
Setiap pecahan alam semesta baru itu yang akan membentuk semesta utuh dengan satu jalur sejarah tersendiri.
Hal itu mulai tergambar dalam film “Iron Man (2008)” ketika Tony Stark mendapat serangan granat di awal film.
Serangan itu membuat Stark menghadapi dua kemungkinan, mati atau selamat. Saat itu, semesta pun terpecah dua.
Pertama adalah semesta yang dimiliki oleh Stark yang selamat dan akhirnya menjadi Iron Man.
Sementara yang kedua adalah semesta yang membuat Stark tidak bisa diselamatkan dan tidak mengenal Iron Man.