Sementara itu, menurut Reuters, pada awal November, shekel Israel naik 4 persen terhadap dolar AS tahun ini, meski sejak itu turun kembali.
EIU juga menyebutkan kenaikan sekitar sepersepuluh harga barang dan jasa di Tel Aviv, dari pengamatan terhadap 200 jenis barang dan jasa.
Secara lebih luas, EIU mengatakan bahwa tingkat inflasi dari harga barang dan jasa yang mereka teliti telah meningkat sebesar 3,5 persen year-on-year (yoy) dalam mata uang lokal hingga September 2021, naik dari hanya 1,9 persen pada tahun 2020.
Menurut EIU, ini mewakili laju inflasi tercepat dalam indeksnya selama lima tahun terakhir.
EIU menyebutkan, masalah rantai pasokan, fluktuasi nilai tukar mata uang dan perubahan permintaan konsumen menyebabkan kenaikan harga komoditas dan barang lainnya.
Adapun sektor transportasi mengalami kenaikan biaya terbesar, dengan harga bensin per liter naik rata-rata 21 persen pada 2021.
Baca Juga: Inilah 5 Negara dengan Zona Waktu Terbanyak, Bisa sampai Belasan!
Upasana Dutt, kepala Biaya Hidup di Seluruh Dunia di EIU, mengatakan bahwa harga-harga diperkirakan akan naik lebih jauh di banyak kota dalam tahun-tahun mendatang.
Menurut Dutt, hal ini disebabkan gaji pekerja yang meningkat.
"Namun, kami juga memperkirakan bank sentral menaikkan suku bunga, dengan hati-hati, untuk membendung inflasi," jelas Dutt. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tel Aviv Jadi Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia"