Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nggak Cuma Seattle Sound & British Invasion, Berikut 5 Genre Musik Rock Lain yang Jadi Ciri Khas Kota/Negara Dunia!

Mohammad Farras Fauzi - Rabu, 03 November 2021 | 14:05
White Shoes and The Couple Company Siapkan 2020 Bingkisan untuk Album Barunya
WSATCC

White Shoes and The Couple Company Siapkan 2020 Bingkisan untuk Album Barunya

HAI-Online.com -Perkembangan industri musik dan gelombang persebaran musik rock di masa lampau merupakan dua entitas yang nggak dapat terpisah antara satu sama lain.

Meskipun saat ini, banyak penggiat musik yang menyerukan bahwa terma “aliran” atau rock sebagai genre musik sudahlah usang dan nggak lagi relevan untuk digunakan sebagai identitas seorang musisi atau band sekalipun.

Pemegang kendali industri hiburan dan musik di Korea Selatan menangkap dengan baik permintaan pasar tersebut dan berhasil meracik formula ajaib yang terbukti, dalam kurun satu dekade terakhir Korean wave dengan K-popnya sangatlah mendominasi tangga lagu di seluruh dunia.

Melekatnya unsur kental oriental khas Korea berhasil diracik dengan berbagai elemen musik yang mudah didengarkan di telinga masyarakat tanpa ada embel-embel genre apapun, sehingga K-pop justru diafiliasikan dengan gelombang dan genre musik baru, yang bisa dikatakan sangatlah sukses.

Baca Juga: Kim Jong-un: Ngefans K-pop Sangatlah Berbahaya, Kayak Kanker Ganas

Jauh sebelum menggerilyanya Korean wave yang saat ini berhasil merebut hati milyaran orang, terdapat beberapa pergerakan dalam industri myuziquerock yang memiliki peran cukup penting dalam mempengaruhi terciptanya karya-karya musik baru nan segar saat ini.

Gelombang-gelombang musik ini memang sangatlah besar pada masanya,meski emang hanya berkembang dan populer di negara dan kawasan tempat pergerakan tersebut berasal.

Nggak bisa dipungkiri bahwa budaya Rock and roll yang tersebar secara alami dari Amerika Serikat pasca Perang Dunia II adalah titik balik dari tumbuhnya gelombang musik tersebut.

Dengan bantuan jaringan internet dan keuletan para ”pelaku skena“ di era 2000-an, gelombang ataupun pergerakan musik ini justru sukses menjadi harta karun mewah dan mulai mendapatkan porsi untuk diputar di streaming service kesayangan kalian.

Baca Juga: Kita Udah Akrab Banget Sama Belanja Online, Tapi Apakah Kita Bahagia?

Kali ini, HAI akan mencoba untuk mengajak kalian untukberkeliling dunia dan mengulik beberapa gelombang dan pergerakan musik rock dari seluruh dunia yang mungkin masih tidak terekam jejaknya secara masif.

Musik rock alternatif yang kita kenal nggak cuma terbatas dariSeattle sound dan British Invasion fren, berikut 5 sebaran musik rock yang berhasil terangkum oleh HAI. Sikat, fren.

Baca Juga: Ganti Nama Jadi Meta, Ini Bocoran Produk yang Kabarnya Bakal Dirilis Facebook

1. Soviet rock

Альянс (Alyans), pemelopor maraknya new wave a la Russia di era 2010-an

Альянс (Alyans), pemelopor maraknya new wave a la Russia di era 2010-an

Merupakan bentuk kontra propaganda dari pemerintah Uni Soviet kala itu yang sedang panas dalam menjalani masa perang dingin dengan lawannya di barat, siapa lagi kalo bukan Amerika Serikat.

Gelombang ini mulai muncul di akhir 1960-an, ketika itu Soviet sangat membatasi peredaran musik dan budaya yang datang dari arah Barat (Zakharov, 2004); Namun, keuletan dan tendensi para musisi Soviet untuk terus berkarya dan menyuarakan bakat bermusiknya nggak dapat terbendung.

Puncak gelombang ini ada pada awal 1980-an, bersamaan dengan kebijakan politik perestroika milik Gorbachev yang lebih terbuka, sehingga akses terhadap musik-musik rock dari barat semakin mempengaruhi band-band di Uni Soviet dalam menelurkan karya-karyanya.

Dikarenakan gelombang ini besar pada masa 1980-an, ciri khas musik pada band-band di era ini sangat kental dengan penyesuaian musik new wave a la barat yang diadaptasi ke dalam latar kehidupan pun juga bahasa Rusia yang dikenal datar dan dingin oleh media barat.

Sehingga sound yang dimunculkan menjadi sangat unik dan sangat layak untuk disimak meskipun peredaran rilisan fisik dari band-band tersebut sangat dibatasi hingga perang dingin berakhir pada awal 1990-an.

Berikut penampilan Центр (Center) saat bawakan single andalannya 'Прибет тебе':

Beberapa band yang dianggap paling merepresentasikan gelombang Soviet rock ini adalah Пикник (Piknik), Центр (Center), Aквариум (Aquarium), Агата Кристи (Agatha Christie), Альянс (Alyans), dan juga ratusan band berpengaruh lainnya.

Adapun kemunculan kembali gelombang Soviet wave pada era 2010-an yang dipelopori oleh band-band seperti Utro, Motorama, Human Tetris, Молчат Дома (Molchat Doma), ataupun Буерак (Buerak) juga sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen penting dari Soviet rock yang telah muncul beberapa dekade sebelumnya.

Tengok nih ikon Sovietwave terkini,Буерак (Buerak)dengan single terbarunya 'Ушёл в себя':

2.Krautrock

NEU!, historical icon of Krautrock

NEU!, historical icon of Krautrock

Merupakan arus musik yang berkembang pesat di Jerman Barat pada era 1960 hingga 1970-an dan memiliki peran penting dalam perkembangan dan evolusi musik rock.

Banyak pelaku yang besar di era ini menolak pola dan pakem standar musik rock yang ditemui pada band-band berbahasa Inggris.

Baca Juga: 5 Band Alternatif Terbaik Asal Jerman Yang Wajib Untuk Disimak

Para musisi di era ini sangat mengedepankan elemen-elemen suara yang dapat dihasilkan melalui benda apapun, terutama alat musik elektronik.

Pelabelan kosmiche musik ataupun cosmic music juga disematkan pada band yang muncul di era ini karena unsur eksperimental dan susunan musik yang sangatnggak umum kerap dijumpai dalam karya yang dihasilkan.

Simak Can bawain 'Paperhouse' di bawah:

Istilah Krautrock sendiri pertama dipopulerkan oleh DJ asal Inggris John Peel yang melontarkan candaan bahwa musik-musik orang Jerman ini hanya mampu dihasilkan dan didengarkan oleh orang-orang yang sedang high atau teler (Adelt, 2006).

Kraut sendiri di dalam bahasa Jerman memiliki arti dasar herbs, atau dapat merujuk kepada weed dan grasse (re: ganja atau marijuana), sehingga kemudian istilah Krautrock menjadi lekat penggunaannya dengan band asal Jerman yang memiliki lagu yang terdengar aneh bagi para pendengar di Inggris.

Selain itu istilah Kraut yang jika diistilahkan dapat juga memiliki arti akar-akaran dianggap menjadi salah satu pondasi dan "akar" penting dari munculnya para pelaku musik yang kini erat kaitannya dengan istilah elektronik, space rock, post-punk atau bahkan techno sekalipun.

Sehingga keberadaan dan munculnya gelombang musik ini sangatlah penting di dalam perkembangan industri musik hingga saat ini.

Beberapa aktor penting yang berperan pada perkembangan Krautrock sendiri adalah NEU!, Kraftwerk, Can, Tangerine Dream, dan juga Harmonia.

Kraftwerk, sang legenda dan pionir bahkan juga baru saja dinobatkan ke dalam daftar Rock & Roll Hall of Fame pada awal minggu lalu. Mereka pun masih aktif sampe sekarang!

3. Anatolian rock

Ikon Anatolian rock masa kini, Altın Gün

Ikon Anatolian rock masa kini, Altın Gün

Mengedepankan unsur psikedelia dari band-band seperti The Beatles, Led Zeppelin, The Byrds, ataupun Yes yang sedang digandrungi di era 1960-an, yang kemudian dileburkan dengan susunan nada dan lirik khasdaratan Anoliadan melahirkan sebuah masterpiece mewah yang unik jika dibandingkan dengan tangga nada rock pada umumnya.

Beberapa pionir yang meramaikan gelombang ini tentu saja adalah Erkin Koray yang sangat legendaris, Moğollar, ataupun Barış Manço.

Jika ditelisik lebih dalam, dapat dikatakankalo suara yang dihasilkan dari musisi yang hadir di era ini adalah salah satu jenis dari musik rock yang paling mudah untuk diterima telinga masyarakat Indonesia pada umumnya.

Coba dengerin deh lagu Erkin Koray, 'Cemalim' di bawah:

Mendengarkantrek dariErkin Koray akan membuat kita berimajinasi ketika sang raja dangdut Indonesia, Rhoma Irama sedang kerasukan tuhan rock yang baik hati.

Pengadaptasian unsur rock psikedelik yang digabungkan dengan elemen lokal yang kental membuat kedua entitas ini memiliki susunan nada yang terkesan mirip.

Nggak berhenti sampai di situ, di era kontemporer, gaung diaspora Turki di Eropa kemudian memunculkan kembali aura kuat dari musik Anatolian rock tersebut.

Ini diaAltın Gün yang berhasil bawa kembali kejayaan era Anatolian rock di Eropa. Simak single terbarunya 'Yüce Dağ Başında':

Altın Gün, sebuah band asal Amsterdam, Belanda yang dinakhodai oleh beberapa orang keturunan Turki juga berhasil menancapkan namanya ke dalam nominasi Best World Music Album dalam 62nd Annual Grammy Awards di tahun 2019 kemarin.

Altın Gün yang merepresentasikan nafas Anatolian rock modern ini juga berkesempatan untuk singgah di Indonesia untuk merasakan hangatnya penikmat musik Indonesia pada akhir 2019 kemarin.

4. Jakarta sound (IKJ School of Rock)

The Adams

The Adams

Salah satu gelombang musik rock paling muda yang mungkin belum pernah kalian dengar namanya, meski pengamat/jurnalis musik Wendi Putranto juga udah mendeskripsikannya dengan baik sebelumnyalewatterma IKJ School of Rock.

Kala itu, terdapat segelintir pemuda-pemuda nyentrik di akhir 1990 hingga awal 2000-an yang berhasil membungkus atmosfer Jakarta ke dalam sebuah karya musik; yang kalo kalian perhatikan, hanya mereka saja yang bisa bikin musik seperti ini.

Salah satu kelebihan utama dari band-band jebolan gelombang ini adalah bagaimana mereka memprioritaskan lirik berbahasa Indonesia tanpa ada kesan norak sedikitpun.

Band-band yang lahir pada era ini didominasi oleh angkatan-angkatan lawas dari salah satu perguruan seni terkemuka di Cikini, Jakarta Pusat – apalagi kalo bukan IKJ.

Nama-nama seperti White Shoes and The Couples Company, Goodnight Electric, Naif, Rumahsakit, The Adams, The Sastro, dan juga The Upstairs adalah segelintir pemuda yang menjadi pencetus awal lahirnya band-band Indonesia yang akan dengan mudahnya untuk akrab berdendang di telinga kalian sepanjang masa.

Here's the one and only 'Hanya Kau' by The Adams:

Adapun varian terbaru yang hadir dari gelombang 2010-an akhir muncul dengan membawa marwah dari rock alternatif 90-an lewat band-band baru.

Band-band seperti Purpla, 1/4 (Satu Per Empat), ataupunRasuk serta Swellow ataupun Skandal tetap memelihara kultur magis dari lirik bahasa Indonesia tersebut tanpa terkesancringedan remeh.

Dua nama terakhir - Swellow dan Skandal - emang nggakberbasis dari Jakarta, tapi buat HAI mereka sangat sah untuk masuk dalam kategori ini.

Nikmati band dari gelombang terbaru Jakarta sound, 1/4 (Satu Per Empat)lewat single 'Epos Tikus':

5.Dunedin sound

The Bats, a Christchurch based influential band who brings a characteristics of Dunedin sound

The Bats, a Christchurch based influential band who brings a characteristics of Dunedin sound

Satu lagi gelombang musik rock yang hadir di awal 1980-an berkat lingkungan kampus yang jengah dan membosankan.

Gelombang ini muncul berkat isolasi intens yang hadir melalui hingar bingar rock tetangga jauhnya di Auckland yang sangat terstandarisasi oleh musik rock dan punk di Inggris ataupun Amerika Serikat (Chapman, 2016).

Para penggiat musik dari Otago University berkesempatan untuk membuat terobosan baru yang mematenkan namanya dan bahkan nantinya juga menjadi pengaruh besar bagi band-band seperti Pavement ataupun R.E.M sekalipun.

Gelombang ini disempurnakan dengan kehadiran label rekaman legendaris asal Selandia Baru, bernama Flying Nun Records yang menyediakan ruang bagi band-band seperti The Clean, The Chills, Toy Love, dan juga The Bats yang meski bukan berasal dari Dunedin namun sangat terpengaruh oleh para pendahulunya.

Berikut HAI sajikanvideo klip ciamik dari The Bats 'North By North':

Kalodidengerin secara sekilas, karya yang dihasilkan dari band-band Dunedinsoundemang nggakmemiliki perbedaan yang signifikan dengan band indie pop pada umumnya, terlebih penggunaan lirik berbahasa Inggris yang menambah kesan gitu-gitu aja -well,ya mereka dari NZ yang emang berbahasa Inggris sih.

Tapi keren aja gitu kalo misal nantinya ada band di gelombang ini yang pake bahasa Maori, mungkin Fazerdaze bakal berani untuk ngambil langkah ini?

Namun justru pada titik inilah kelebihan utama Dunedin sound; dengan segala keterbatasan kualitas rekaman dan nggak banyak bertele-tele pada segi teknis dan skill bermusik tetapi mereka berhasil melahirkan alunan nada yang nggak akan malu-maluin untuk kalian putar di resepsi pernikahan kalian nanti.

Baca Juga: 7 Alasan Kenapa The Strokes Layak Dinobatkan Sebagai Band Rock Terbaik di Dekade Ini

Kelima penjabaran di atas tentu hanyalah segelintir kecil dari banyaknya gelombang dan variasi musik rock yang tersebar di seluruh dunia. Tentu masih tersedia informasi dan karya-karya ajaib dari sebaran musik rock yang dapat kalian gali sendiri lebih dalam.

Gelombang dan pergerakan menarik yang terpengaruh oleh budaya rock juga tersedia di beberapa kawasan seperti Asia Timur, kawasan Maghreb di Afrika Utara, ataupun Amerika Selatan.

Apapun itu, istilah rock yang muncul sebagai sebuah genre musik semakin mengalami pergeseran arti di era modern seperti ini dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi seorang musisi dalam meramu karya-karyanya.

Bagaimanapun, informasi dan teknologi adalah dua elemen vital yang memiliki andil besar dalam proses terciptanya suatu karya suara di balik dapur rekaman saat ini.

Sehingga, akan sangat terdengar unik apabila di penghujung 2021 masih ada satu temanmu yang musik banget dan kemudian mengajakmu nge-jam di studio musik sembari berujar “Bro, bikin band alternative rockkayak A Day To Remember gitu yuk?!”.

Ajakan ini tentu akan cukup membuat kita untuk berani mengernyitkan dahi di depan mukanya. Namun kembali lagi, tentu kita nggak bisa memaksakan preferensi dan selera masing-masing individu dalam menikmati atau menciptakan musik bukan?

Baca Juga: 5 Alasan Utama Kenapa Metal Nggak Akan Pernah Mati di Indonesia

Referensi & Bahan Bacaan:

Adelt, Ulrich (2016). Krautrock: German Music in the Seventies.Ann Arbor: University of Michigan Press.

Zakharov, Leonid (6 July 2004). "Группы, которые изменили наш мир" (Group that changed our world).Komsomolskaya Pravda.Retrieved November 2nd 2021.

Yalav-Heckeroth, Feride (19 November 2016). "A Brief History Of Anatolian Rock".Culture Trip. Retrieved November 2nd 2021.

Chapman, I. (2016)The Dunedin Sound: Some disenchanted evening.Auckland: David Bateman

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x