HAI-Online.com - Banyak yang bertanya-tanya apa mungkin penggunaan gadget sehari-hari bisa bikin siklus atau jam tidur terganggu. Untuk menjawab hal tersebut, ada beberapa hal yang harus kalian ketahui.
Baca Juga: Menurut Sains, Makan Nasi Dingin Ternyata Lebih Sehat, Apa Alasannya?
Tubuh manusia dirancang sempurna dan teratur, termasuk waktu tidur. Secara natural, kita bangun saat matahari terbit dan akan mengakhiri aktivitas ketika hari sudah mulai gelap.
Bahkan sejak penemuan bola lampu tahun 1879, manusia zaman dahulu masih bergantung pada cahaya alami yakni matahari.
Ritme sirkadian alias jam tubuh alami inilah yang mengatur siklus tidur manusia. Tetapi di zaman sekarang, tidak dapat dipungkiri manusia hidup bergantung dengan gadget, bisa disebut dari gadget tersebut ada istilah “matahari baru”.
Banyak orang menghabiskan sebagian besar harinya di dalam ruangan dengan berbagai bentuk penerangan. Sebut saja layar ponsel, tablet, komputer, dan televisi. Para ilmuwan menemukan bahwa teknologi berupa layar bercahaya tersebut telah mengubah ritme natural manusia tersebut.
Sebab, terlalu sering melihat layar terang di malam hari dapat membingungkan ritme sirkadian. Teknologi dengan layar menyala ini kemudian mengganggu jam biologis internal yang mengatur siklus tidur dan bangun manusia.
Ritme sirkadian adalah 'jam tubuh' bawaan yang ada dalam berbagai bentuk kehidupan, termasuk pada tumbuhan, jamur, dan hewan. Pada manusia, jam tubuh kita ditemukan di bagian otak yang disebut hipotalamus, yang mengatur siklus tidur kita.
Mengutip Kompas.com, informasi dari Science Alert, Senin (19/4/2021), hipotalamus melepaskan hormon yang disebut melatonin, yang juga disebut sebagai 'hormon tidur', karena kadarnya yang tinggi di malam hari, tetapi turun sebelum kita bangun di pagi hari.
Baca Juga: Pengen Awet Muda? Hindari 5 Kebiasaan Ini Biar Nggak Cepet Tua
Jam tubuh manusia memiliki ritme intrinsik yang dipengaruhi dari dalam tubuh, tetapi juga dapat disesuaikan sebagai respons terhadap cahaya.
Pakar dari Karolinska Institute, Swedia, Profesor John Axelsson menjelaskan bahwa jam utama memiliki intrinsik hampir 24 jam. Responnya sangat sensitif terhadap cahaya sekitar senja dan fajar. Jam tubuh ini berperan untuk menyempurnakan sistem sirkadian, yang memungkinkan sistem menjadi dinamis dan beradaptasi dengan perubahan musim dalam durasi siang dan malam alias siklus tidur kita.