Kepada The Independent, Dr. Bonshor menjabarakan dua alasan utama mengapa musik menjadi membosankan dan nggak disukai..
“Alasan pertama adalah lagu yang terlalu banyak diekspos. Eksperimen telah menunjukkan bahwa apresiasi menurun setelah kebaruan sebuah musik telah memudar, dan bahwa kita sering menjadi bosan dengan lagu yang menjadi terlalu familiar. ”
Faktor kunci lainnya adalah seberapa kompleks sebuah lagu. Semakin banyak sesuatu yang dibawa dalam sebuah lagu, semakin besar kemungkinannya untuk mengeluarkan sinyal yang tepat di otak kita.
Bukti menunjukkan bahwa semakin kompleks rangsangan dalam sebuah lagu, semakin besar kemungkinan seseorang akan menyukainya seiring waktu, sedangkan sebaliknya untuk rangsangan sederhana, demikian Dr. Bonshor menjelaskan.
"Menurut prinsip ini, musik yang lebih kompleks akan memiliki umur yang lebih panjang, karena akan lebih menantang dan mempertahankan minat pendengar lebih lama, sementara musik sederhana terkadang lebih mudah diakses, tetapi mungkin kehilangan daya tariknya dengan relatif cepat."
Sebagai contoh, Dr. Bonshor mengambil lagu hits milik legenda rock dunia Queen, Bohemian Rhapsody.
“Popularitas lagu yang sudah lama ada mungkin sebagian dapat dijelaskan oleh lapisan kompleksitas harmonis, ritmis, dan vokalnya. Dengan durasi enam menit, awalnya mengejutkan banyak pendengar dan, sebagai rangkaian rock progresif, memiliki pendekatan terobosan yang nggak mengikuti norma musik yang lazim pada saat itu.”
Baca Juga: Pernah Merinding Pas Dengerin Lagu? Itu Pertanda Lo Punya Otak Spesial
“Namun, lebih dari 40 tahun kemudian, itu masih menjadi salah satu lagu Queen yang paling populer, telah menduduki puncak tangga lagu beberapa kali, dan secara teratur ditampilkan dalam daftar kontemporer dari lagu-lagu paling berpengaruh dalam sejarah baru-baru ini.”
Sebaliknya, ia menjelaskan lagu 'menarik' yangnggak terhitung jumlahnya, dengan struktur yang lebih sederhana dan lapisan konten musik yang lebih sedikit seringkali dengan cepat dilupakan meskipun mencapai popularitas jangka pendek.
Hal ini, menurut Dr. Bonshor dimungkinkan karena meskipun sangat mudah dicerna, lagu-lagu populer pemuncak tangga lagu lebih dapat diprediksi dan kurang memuaskan pada banyak tingkatan.
Ia menjelaskan, fenomena tersebut ada dalam konsep psikologis yang sering digunakan untuk mengeksplorasi pengalaman dan musik yang menyenangkan—atau yang dikenal sebagai ‘flow’.