Nostress adalah band terakhir asal Pulau Dewata yang ada dalam list ini. Dilansir dari situs resmi milik band, Nostress terbentuk di medio 2007 / 2008, Nostress bermain musik dengan blues dan folk dalam alunan pop, Nosstress menyederhanakan kritik, optimisme, dan kepedulian terhadap lingkungan dalam cerita-cerita yang ringan tanpa mencekoki pendengarnya, bahkan menempatakannya dalam narasi keseharian hidup untuk kita semua, didendangkan dengan suka cita.
Nostress secara halus menyisipkan kritkan-kritikan penting yang berisikan tentang kepedulian mereka terhadap kondisi Pulau Bali yang semakin susah untuk terpelihara.
Sedikit menyentil industri pariwisata yang sangat masif di kampung halamannya, Nostress berharap terdapat kepedulian dari para pelancong untuk dapat saling menjaga dan memelihara demi kesejahteraan dan kedamaian bersama di Pulau yang sangat mereka cintai. Nomor ‘Hiruk Pikuk Denpasar’ & ‘Tanam Saja’ adalah bentuk keresahan mereka terhadap kondisi Pulau Bali yang tidak mereka idamkan.
Primata
Beranjak ke Ibukota, Primata adalah unit Instrumental / Industrial Rock yang beranggotakan Rama Wirawan, Adhitomo Kusumo, dan Ria Antika.
Kalo kita lihat dari namanya nih, udah jelas banget kalo mereka adalah para aktivis lingkungan yang konsisten dan nggak kenal lelah untuk mengingatkan kalian atas kondisi lingkungan yang udah ngaco.
Berbasis di Jakarta coret tepatnya di Tangerang Selatan, Primata menjalankan keseriusannya dalam bermusik sekaligus mengkampanyekan isu lingkungan yang mereka usung. Tercatat pada 2018 lalu, Primata pernah berinisiatif menggalang dana untuk keselamatan Orangutan yang merupakah satwa khas Indonesia.
Bekerja sama dengan The Center of Orangutan (COP), saat itu Primata merilis single mereka yang bertajuk ‘Tebang’ sekaligus diluncurkannya merchandise band mereka yang bergambar Orangutan. Menariknya, sebagian keuntungan dari merchandise mereka disumbangkan untuk kesejahteraan Orangutan yang ada di Indonesia.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda di awal tahun 2020 lalu, Primata berhasil merilis single dan video musik bertajuk “Sebelum Terlalu Mati” yang mengilustrasikan kondisi Bumi pada satu dekade ke depan. Primata benar-benar resah dan khawatir dengan bahaya hancurnya peradaban manusia jika perilaku sebagian besar umat manusia yang saling tidak menunjukkan kepedulian kepada sesama makhluknya terus berlanjut.