HAI-Online.com - Hadirnya internet saat ini sukses memudahkan banyak orang dalam melakukan kegiatan. Contoh kayak saat ini nih, kamu bisa baca berita di HAI.
Namun terkadang, internet juga bisa jadi pisau bermata dua yang artinya bisa membahayakan bagi diri sendiri. Bukannya dapat infromasi, malah dikenakan pasal.
Sebuah dokumen di pengadilan yang nggak disegel mengungkap hal mengejutkan.
Google ternyata telah memberikan informasi kepada pihak kepolisian tentang pengguna internet hanya berdasarkan penelusuran kata kunci mereka.
Jadi apabila ada warganet yang mencari informasi dengan mengetik beberapa kata kunci tertentu di Google, maka data IP netizen tersebut langsung dikirim ke pihak kepolisian.
Baca Juga: Yeay! Risiko Penyebaran Coronavirus di Gigs Indoor
Apa yang dilakukan oleh Google ini ternyata dianggap sebuah tindakan berlebihan dari beberapa pihak. Bahkan apa yang dilakukan oleh Google tersebut dianggap melanggar hak sipil warga negara termasuk di kantor pusat Google di Amerika Serikat (AS).
Melansir dari Wartakotalive dari laporan CNET pada hari Sabtu, petugas telah meminta raksasa teknologi tersebut untuk menyerahkan alamat IP (Internet Protocol) semua orang yang telah mencari kata-kata yang relevan dengan penyelidikan khusus kepolisian.
Biasanya, pihak kepolisian akan memeriksa tersangka terlebih dahulu dalam sebuah kasus yang menjeratnya. Selanjutnya pihak kepolisian akan mengirimkan surat perintah ke pihak Google untuk memberikan riwayat pencarian orang tersebut di internet.
CNET melaporkan bahwa penyelidik 'mengirim surat perintah penggeledahan ke Google yang meminta informasi tentang pengguna yang telah menggeledah alamat kediaman di dekat pembakaran'.
Baca Juga: PUBG Mobile Resmi Nggak Bisa Diakses India, Penyebabnya Konflik dengan Tiongkok
Setelah itu Google akan memberikan alamat IP orang yang mencari alamat korban ataupun orang yang bersangkutan.
Apa yang dilakukan oleh Kepolisian dan Google tersebut terjadi pada salah satu kasus pembakaran dengan tersangka bernama Michael Williams. Ia adalah kerabat dari salah satu mantan humas R. Kelly.
Tetapi sementara polisi mungkin mengutip kasus tertentu sebagai bukti bahwa 'keyword warrant' efektif, yang lain khawatir bahwa orang yang nggak bersalah dapat terjebak dalam baku tembak.
"Perintah kata kunci ini menghindari pemeriksaan Amandemen Keempat pada pengawasan polisi," kata Albert Fox Cahn, direktur eksekutif Proyek Pengawasan Teknologi Pengawasan, kepada CNET.
"Ketika pengadilan mengizinkan pembuangan data setiap orang yang menelusuri istilah atau alamat tertentu, kemungkinan itu nggak konstitusional."
Baca Juga: PS5 Segera Meluncur, Giliran PS4 di Indonesia dapat Promo Mulai Rp 4 Jutaan
Kini kuasa hukum Williams, Todd Spodek sedang merencanakan untuk menantang legalitas perintah polisi pada Google tersebut.
Hal itu lantaran apa yang dilakukan oleh dua belah pihak disebut melanggar hak warga negara.
"Pikirkan konsekuensi di masa depan jika setiap orang yang mencari sesuatu dalam privasi rumah mereka sendiri menjadi sasaran wawancara oleh agen federal," katanya kepada CNET.
"Seseorang mungkin tertarik pada bagaimana orang mati dengan cara tertentu atau bagaimana transaksi narkoba dilakukan, dan itu bisa disalahartikan atau digunakan secara nggak tepat."
'Keyword warrant' atau surat perintah kata kunci memiliki gaya yang mirip dengan 'perintah pembatasan wilayah', di mana polisi meminta Google untuk memberikan data pada semua perangkat yang masuk di area dan waktu tertentu.
Melansir dari Daily Mail, banyak pihak kini mengecap tindakan yang dilakukan oleh Google yang membeberkan data pengguna internet.
Namun pihak perusahaan teknologi skala internasional tersebut langsung angkat bicara mengenai banyak kecaman yang ditujukan pada mereka.
Baca Juga: Lagi Rame Postingan Instagram Pamer Perlihatkan PlayStation 5 di Rumah, Begini Caranya
Google mengatakan mereka mencoba mengimbangi privasi pengguna internet dengan kewajiban mereka kepada polisi di bawah hukum.
"Kami memerlukan surat perintah dan dorongan untuk mempersempit cakupan tuntutan khusus ini jika terlalu luas, termasuk dengan mengajukan keberatan di pengadilan jika diperlukan," kata direktur penegakan hukum dan keamanan informasi Google, Richard Salgado.
"Tuntutan data ini mewakili kurang dari 1 persen dari total waran dan sebagian kecil dari keseluruhan tuntutan hukum untuk data pengguna yang saat ini kami terima".
Google langsung menyerahkan data internet protocol (IP) netizen yang mencari dengan kata kunci penyidikan, penyelidikan, ke polisi. (Andreas Chris Febrianto Nugroho)
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul “Hati-hati, Salah-salah Bisa Dipenjara! Google Ternyata Akan Serahkan Data ke Polisi Bila Netizen Nekat Cari Kata Kunci Ini Di Internet!"