Setelah album repacked itu, Burgerkill sempat merasakan rehat sejenak dan kembali aktif pada pertengahan 2005.
Nah, untuk kedua kalinya, posisi drum kembali berubah dalam perjalanan karier Burgerkill.
Kali ini, Toto memilih untuk cabut dari band karena akan fokus dengan pekerjaannya di luar musik.
Padahal, saat itu, Burgerkill tengah dikejar target deadline dari label untuk segera merampungkan album terbaru.
Baca Juga: Masih Di-bully Soal Lagu 'Peradaban', Ini Saran Eben 'Burgerkill' untuk .Feast
“Pada saat itu intinya saya sudah nggak enjoy, lagi, mungkin pikiran saya udah di tempat lain, dari pada hal itu menimbulkan banyak konflik di kepala saya, ya sudah, saya keluar,” ujar Toto.
Dalam kondisi mendesak itulah, akhirnya Abah Andris kembali ke habitat lamanya di belakang set drum. Ajaibnya, Abah juga “menghajar” semua take bass untuk album Beyond Coma and Despair.
“Harus edanlah album ini,” celoteh abah dalam dokumenter We Will Bleed.
Apa yang dikatakan Abah memang menjadi kenyataan. Album ini seperti menjadi pertanda era baru untuk Burgerkill.
Banyak perubahan terjadi dalam band ini, selain akhirnya mereka memutuskan keluar dari Sony Music, beberapa minggu sebelum album ini dirilis, sang vokalis, Ivan, menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit yang telah cukup lama menggrogoti tubuhnya, termasuk dalam proses rekaman album ini, daya tahan tubuhnya mulai melemah.
Dalam kondisi duka ini, rencana untuk launching harus tetap berjalan, sehingga Yadi dari Motordead didapuk sebagai vokalis sementara untuk menggantikan peran almarhum Ivan.
Pada momen ini pula, Abah benar-benar fokus kembali menjadi seorang drummer, dan posisi bassist akhirnya pindah ke tangan Ramdan.