Satu hal yang akan selalu tercatat dalam sejarah industri musik Indonesia yang melibatkan Burgerkill terjadi ketika mereka akan merilis album kedua, Berkarat.
Ketika di era 2000-an, jurang perbedaan antara band yang berada di major label dengan mereka yang berdiri sendiri alias indie masih sangat lebar.
Burgerkill, adalah antitesis dari kondisi tersebut.
Mereka band berisik, yang sepertinya nggak punya “peluang” untuk jualan di pasar industri musik mainstrem, tapi kenyataannya mereka menjadi salah satu band cadas Indonesia yang diajak bergabung dengan salah satu label raksasa di Indonesia, Sony Music Entertainment.
Awal 2004 adalah momen yang benar-benar berbeda dalam perjalanan karier mereka. Saat itu, mereka telah menjadi artis dari sebuah label besar, jadwal promo ke berbagai dalam skala nasional mereka lakukan.
Tentunya, termasuk ke HAI. Saat itu, Tiga Titik Hitam dan Terlilit Asa jadi gacoan sampai digarap video klipnya.
Masih di tahun yang sama, Burgerkill benar-benar mencuri perhatian setelah mampu menjadi pemenang dalam ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) di tahun 2004, dalam kategori Best Metal Production.
Oh , iya, sejak penggarapan album kedua ini, Ugum telah emngudnurkan diri sebagi gitaris, dan posisinya digantikan oleh Agung, yang sebelumnya tercatat sebagai gitaris Jeruji.
Album Legendaris dan Aksi Abah
Efek bergabungnya mereka ke major label memberikan pengaruh yang cukup besar, hingga ada permintaan agar album album perdana mereka dirilis ulang oleh Sony Music.