HAI-online.com - Penyedap rasa Monosodium Glutamat (MSG) atau yg dikenal dengan sebutan "micin" masih menjadi perdebatan mengenai dampaknya terhadap kinerja otak.
Penelitian mengenaiMSGterus dilakukan untuk memastikan keamanannya. Sebagai pelengkap makanan,MSGmemiliki kandungan yang terdiri dari air, natrium, dan glutamat.
Glutamat yang juga terkandung dalam susu, keju, daging, ikan, dan beberapa sayuran merupakanzat penting yang dapat mengubah rasa makanan jadi lebih nikmat.
Milenial Ternyata Lebih Pusing Sama Finansial dibanding Politik
Berbeda dengan anggapan masyarakat pada umumnya, Profesor Hardinsyah, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, mengatakan bahwa MSG justru memiliki manfaat untuk kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1992 juga sempat menyebut batas konsumsiMSG maksimal sebanyak 5 gram per hari.
Akantetapi, Hardinsyah melanjutkan, pada penelitian-penelitian berikutnya,nggak ada temuan perihal batas konsumsi MSG.
"Konsumsi micin dikatakan secukupnya, hingga rasa optimum yang ingin dicapai,"ujarnya.
BACA JUGA:Dengan Konsumsi 5 Makanan Ini, Kamu Akan Terbebas dari Kanker
Dalam artikelnya di lamanhellosehat, dr. Ivena menuliskan bahwa kandungan asam glutamat itu dapat membuat sel-sel saraf otak lebih aktif dan membuat makanan menjadi lebih lezat.
"Selama ini kebanyakan efek samping yang dilaporkan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG memang terjadi pada sistem saraf di otak. Karena itu, MSG secara tidak langsung bisa membuat seseorang jadi ‘lemot’," tulisnya.
"Lemot" atau lemah otak adalah istilah yang dipilih dr. Ivena untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif otak. Fungsi kognitif otak antara lain berpikir logis, mengambil keputusan, merekam informasi ke dalam ingatan, menyelesaikan masalah, dan menjaga konsentrasi.