HAI-online.com - Pop punk. Kalau kita mendengar genre musik yang satu ini, terngianglah nama dari band-band seperti blink-182, All Time Low, Sum 41 hingga Green Day, dan mereka semua berasal dari negara Amerika Serikat.
Sebenarnya, genre yang mulai merambah ke industri musik dunia sejak '80-an itu tersebar di berbagai negara di dunia, namun hanya saja Amerika Serikat mungkin menjadi negara dengan pendulang band pop punk terbanyak.
Walau demikian, kita nggak bisa melupakan negara-negara di Britania Raya sana. Memiliki sejarah yang kaya akan kehidupan di kastil dan juga para ratunya, mereka yang baru keluar dari Uni Eropa ini ternyata memiliki segudang band-band pop punk yang nggak boleh dipandang sebelah mata.
Sebut saja Catch Fire, Coast to Coast, Boston Manor hingga Neck Deep, yang bakalan mengadakan konser di Viky Sianipar, Jakarta Selatan pada tanggal 11 Maret 2018. Mereka digadang-gadang sebagai raja pop punk di Britania Raya alias daratan Inggris.
Terbentuk pada tahun 2012 di Wrexham, Wales, Neck Deep seakan membuktikan kalau pop punk belum mati dan ternyata penggiatnya serta penggemarnya pun masih sangat banyak di dunia.
Awal Mula Neck Deep
Semua itu dimulai ketika Ben Barlow, sang vokalis, bertemu dengan cowok bernama Lloyd Roberts, yang nantinya akan menjadi gitaris Neck Deep.
Kala itu, kakak kandung Barlow, Seb, sedang rekaman dengan band hardcore bernama Spires, di mana Roberts juga bermain sebagai gitaris.
Akhirnya, keduanya pun saling berteman dan mencoba untuk menulis lagu bersama. Kala itu, keduanya memutuskan untuk menciptakan lagu-lagu berirama pop punk.
Sebenarnya, Barlow memang sudah menulis lagu-lagunya sendiri sebelum bertemu Roberts. Namun kini setelah bertemu Roberts, ia mendapatkan "bantuan" dalam aspek aransemen. Keduanya mulai mengunggah lagu-lagu mereka ke dunia maya dan ingin melihat apa reaksi orang-orang yang mendengar lagu-lagu mereka.
Pada 19 April 2012, lagu pertama yang ciptakan mereka unggah ke internet, berjudul "What Did You Expect?", dan saat itu, mereka sudah beredar dengan nama Neck Deep.
"Gimana dengan Neck Deep?!" ujar Barlow, sembari merekomendasikan nama band yang tepat untuk mereka.
Neck Deep sendiri diambil dari lirik lagu berjudul Boom, Roasted, dari band bernama Crucial Dudes.Semua itu akhirnya berujung pada bergabungnya rhytmist Matt West, yang juga menjadi personel Spires. Lalu masuklah Dani Washington, seorang drummer yang mengerti skena musik lokal di Wrexham. Fil Thorpe-Evans, bassist Neck Deep, bergabung paling akhir setelah memutuskan keluar dari band melodic hardcore bernama Climates.
Mendapatkan Perhatian Label
Kemudian, lagu berjudul "I Couldn't Wait to Leave 6 Months Ago" diunggah, dan kabar gembira datang dari Amerika Serikat. We Are Triumphant, label musik dari Boston, mengontak Neck Deep dan pada akhirnya menawarkan kerja sama dalam bentuk kontrak.
Tentu saja, mendapatkan label rekaman membuat Neck Deep jadi lebih leluasa dalam mendistribusikan lagu-lagunya ke kuping para penikmat musik dunia. Lebih dari itu, mereka bisa merilis karya-karya mereka dalam format yang lebih luas dan juga terarah.
Setelah mereka merilis EP pertama mereka berjudul Rain In July pada September 2012, Neck Deep mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, dan bahkan mereka diminta untuk manggung di mana-mana. "Orang-orang lebih memerhatikan kami dan meminta kami untuk manggung lebih banyak," ujar Barlow.
Benar saja, Neck Deep langsung melakukan tur di Inggris dan negara-negara sekitarnya, lalu mereka mendapatkan seorang manajer serta merilis EP kedua berjudul A History of Bad Decisions.
Video-video mereka akhirnya viral di YouTube, dan terdengar hingga ke kuping para pendengar musik di label Hopeless, label rekaman legendaris dari Amerika Serikat yang sudah merilis album-album dari band seperti Sum 41, The Used, Taking Back Sunday, All Time Low, bahkan Circa Survive.
Neck Deep menggambarkan hal itu sebagai "mimpi yang jadi kenyataan" untuk bisa bergabung bersama Hopeless.
Berhenti Ngampus dan Keluar dari Pekerjaan Demi Jadi Anak Band Sepenuhnya
Kesuksesan album pertama mereka membuat Thorpe-Evans, West dan juga Roberts keluar dari pekerjaan mereka, dan Barlow dikeluarkan dari universitasnya.
Bahkan, Dani pun rela menolak tawaran dari akademi musik Academy of Contemporary Music untuk fokus nge-band bareng Neck Deep.
Setelah itu, karena mereka sudah bisa fokus nge-band, Neck Deep mulai mengadakan konser-konser di daratan Inggris dengan tiket yang hampir sold out.
Kasus Pelecehan Seks yang Menimpa Sang Gitaris
Pada Agustus 2015, Roberts, gitaris yang membangun fondasi Neck Deep sejak awal, terkena kasus pelecehan seksual. Ia diduga telah mengirimkan foto-foto "seronok" kepada anak kecil. Karena itu, ia pun keluar dari band karena ia menganggap bahwa dirinya bisa menurunkan pamor dari Neck Deep yang sedang tinggi saat itu.
Namun, polisi tidak menemukan bukti yang bisa memenjarakan Roberts, namun ia menyatakan bahwa ia tetap tidak ingin kembali ke Neck Deep.
Akhirnya, gitaris baru pun masuk, ia bernama Sam Bowden, yang juga personel dari band bernama Blood Youth.
Beberapa bulan setelahnya, Neck Deep kembali masuk ke studio untuk merekam dan menggoreng seluruh materi terbaru sekaligus ketiga mereka, yakni The Peace and the Panic. Akan tetapi, kabar buruk datang dari keluarga Barlow. Terry Barlow, ayah kandung dari Ben Barlow, meninggal dunia.
Kala itu, sebenarnya Neck Deep sedang berada dalam tur, namun Ben pun pulang ke rumahnya untuk menenangkan dirinya setelah mendengar kabar yang sangat buruk baginya itu.
Kematian sang ayah sangat berdampak pada Ben, yang akhirnya menuliskan lagu-lagu yang terinspirasi dari sang almarhum ayahnya.
Akhirnya, The Peace and the Panic dirilis pada 18 Agustus 2017, dan album ini masuk ke dalam daftar album paling dinanti-nanti oleh media Alternative Press.
Selama kariernya, Neck Deep telah mendapatkan dan memenangkan tiga penghargaan bergengsi di industri musik.
Yang pertama adalah dari Kerrang! Awards, di mana mereka memenangkan penghargaan Best British Newcomer. Lalu ada dari APMAs, mereka memangkan penghargaan Best Live Band di ajang penghargaan itu. Yang terakhir adalah dari Rock Sound Awards, di mana mereka mendapatkan gelar sebagai Best British Band.
Seiring berjalannya waktu, Neck Deep bukanlah mimpi siang bolong dari bocah-bocah Wrexham semata, melainkan sebuah impian yang sudah mereka wujudkan bersama-sama, membuktikan kalau pop punk belum mati, bahkan berevolusi.