Follow Us

Wah, Jangan-Jangan ini Penyebab Konser Morrissey Berakhir Tanpa Pamitan

- Kamis, 13 Oktober 2016 | 13:30
Konser Morrissey di Jakarta
Hai Online

Konser Morrissey di Jakarta

Dan setelah lampu tembak berwarna kuning terus menyorot ke arah penonton, gue pun akhirnya nyerah dan mengakui: Konser ini sudah berakhir, gue harus keluar dari area festival dengan pertanyaan berkecamuk di dada: Jangan-jangan si Moz ngambek? Apakah ada sesuatu terjadi di panggung sana, atau ada sesuatu yang ia liat dan membuatnya turun panggung tanpa pamitan?

Jadi ingat peraturan tertulis yang disebarkan oleh promotor kiosPLAY tentang tata tertib liputan yang disarikan dari manajemen Morrissey beberapa hari sebelum konser. Di peraturan itu tertulis, nggak boleh ada segala bentuk rokok, vape atau korek di area konser. Lalu makanan dan minuman yang mengandung hewan juga akan disita di gerbang bila ketauan di pemeriksaan.

Jangan-jangan ada yang ketauan melanggar itu? Lantas gara-gara itu si Opa jadi memutuskan untuk cabut tanpa pamitan? Huff…

Rasa kecewa penonton sebenarnya standar juga sih. Paling banyak karena mereka merasa ada beberapa lagu hits yang belum dinyanyikan, atau ada juga yang merasa konser ini terasa terlalu singkat. Emang sih, untuk ukuran Morrissey, kemunculannya di panggung sekitar pukul 20.00 WIB dan menghilang sekitar pukul 21.55, jadi terasa singkat. Apalagi Moz cenderung memilih berinteraksi singkat aja dengan penonton. Terasa banget pengen buru-buru kelar.

Lagu-lagu hits Morrissey/The Smith yang belum dinyanyikan, dan memang bisa dinikmati juga oleh fans kelas bulu (bukan kelas berat), misalnya The More You Ignore Me, The Closer I Get, Irish Blood, English Heart dan dua lagu yang makin ngetop gara-gara film 500 Days of Summer, There Is a Light That Never Goes Out dan Please, Please, Please, Let Me Get What I Want

“Ah kalo The More You Ignore Me sih nggak mungkin dibawain. Udah lama itu nggak pernah dinyanyiin lagi di setlist Moz,” ujar Yunara Gunarso, seorang fans berat asal Pamulang yang malam itu nonton di dekat bibir panggung.

Toh, sebuah foto yang beredar viral di sosial media memperlihatkan sobekan kertas bertuliskan daftar lagu yang biasa ditempel di lantai panggung sebagai panduan urutan lagu. Di sana tertera nomor 19: Meat is Murder, kemudian Encore :What She Said.

Memang bukan lagu yang diharapkan, tapi lagu dari album yang sama dengan Meat is Murder ketika Moz masih di The Smith itu, paling nggak bisa jadi klimaks yang oke seraya berpamitan.

Lantas apa yang membuatnya menghilang tanpa pamitan? Masih misteri sampai tulisan ini dibuat. Malah, pihak kiosPLAY lewat pesan singkat Whatsapp sudah menyatakan, “Saat ini belum bisa kasih statement apa-apa.”

Sambil membuat tulisan ini, saya melakukan riset kecil via Mbah Google untuk mencari tau apa yang membuat Moz marah di panggung. Beberapa di antaranya membuat konsernya gagal. Beberapa diantaranya terjadi karena:

  1. Disinggung soal orientasi sex-nya (kalo ada yang kayak begini malam itu, asli keterlaluan sih.)
  2. Diganggu oleh penonton kayak dicederai, ditimpuk benda, disergap untuk diambil bajunya secara paksa di atas panggung. (Mungkin ini alasan dia lebih baik membuka sendiri kemejanya dan melemparnya ke arah penonton dan mengakibatkan satu orang cedera karena rebutan. Fyi, salah satu orang yang berhasil mendapat bagian sobekan lengan kemejanya adalah vokalis D’massiv, Rian Ekky Pradipta (Info penting banget…hehe)
  3. Menyinggung penyakit kanker yang dideritanya.
Asal tau aja, yang terakhir ini sempar bikin fans Moz di Polandia geger. Pasalnya ada seorang penonton asal London yang meneriaki tentang penyakitnya. Pemberitaan yang pernah dilansir dailymail.co.uk menulis bahwa penonton itu meneriaknya dengan “Bahasa kasar tentang penyakitnya dan chauvinistik (Di luar aturan tenggang rasa) ”

  1. Mengganggu jalannya konser

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest