Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pusat Pasar Kerja, Solusi Buat Anak Muda yang Susah Cari Kerja

Nada Aprillia - Senin, 20 Februari 2023 | 18:05
Bapak Muchammad Yusuf, selaku Kepala Pusat Pasar Kerja
HAI/Nada Aprillia

Bapak Muchammad Yusuf, selaku Kepala Pusat Pasar Kerja

HAI-ONLINE.COM -Pusat Pasar Kerja merupakan unit yang didirikan oleh Kementrian Ketenagakerjaan pada tahun 2021, karena melihat tantangan yang luar biasa di pasar kerja Indonesia, terutama untuk anak muda.

Yup, ditambah lagi dengan situasi yang dialami oleh "generasi Covid" yang agaknya memengaruhi pengembangan kapasitas tenaga kerja.

Keberadaan Pusat Pasar Kerja ini digadang menjadi solusi permasalahan link and matchserta ekosistem digital ketenagakerjaan yangjadi keharusanuntukmenghadapi era revolusi digital 4.0.

Dalam wawancara eksklusif HAI bersama Kepala Pusat Pasar Kerja, Bapak Muchammad Yusuf, pada Senin (20/2/23), ia menyatakan ada tiga aspek yang mendorong kehadiran unit kerja baru ini.

Baca Juga: Nggak Cuma Buat Kerja, Pelajar SMK Sukses Tingkatkan Skor TOEIC untuk Rebut Beasiswa

"Yang pertama, kita mendapatkan bonus demografi. Di mana dari 270 juta populasi kita itu 60 persennya adalah generasi muda, millenial ke bawah.Kedua, kita ada dalam percepatan proses revolusi industri 4.0 - sekarang udah 5.0. Padahal kita baru aja lepas dari revolusi 3.0. Jadi cepat sekali. Kemudian yangketiga, kita dapat bonus pengalaman saat Covid. Selama dua tahun ini bener-bener seluruh dunia termasuk kita down. Akhirnya membutuhkan pola kerja baru, cara kerja baru, pergaulan baru, segala hal baru," paparnya kala ditemui di gedung Pusat Pasar Kerja.

Jadi tiga aspekitulah yang diharapkan cuma dialami sekarang aja, sehinggagenerasi setelahnyabakal bisa lebih stabil lagi.

Nah, dari tiga hal ini Pak Yusuf memaparkan timbulnya distraction dan revolusi.

Makakeberadaantantanganitulah yang menggerakkan Kementrian Ketenagakerjaan membentukPusat Pasar Kerja.

Begitu juga untukpengembangan talenta muda, di mana Pusat Pasar Kerja pun melihat beberapa tantangan.

Baca Juga: Menurut Survei, Inilah 10 Jurusan Kuliah Paling Disesali Para Lulusannya, Peringkat Pertama Jurnalistik

Pertama, pada pandemi Covid kemarin terdapat tantangan dari pengalaman bagaimana work from home (WFH), work from anywhere (WFA), yang sampai sekarang masih ramai di gandrungi.

Kedua mismatch, yang menurut Pak Yusuf merupakan suatu keniscayaan sekarang.

"Tidak ada yang tidak mismatch. Sama seperti stres. Orang kerja itu pasti pernah merasakan stres. Cuma kan bagaimana kita merespon stres," tukasnya.

Ia menambahkan, "Jadi kekuatan masing-masing orang-orang itu bagaimana merespon stres. Semakin kuat daya tahannya, maka stresnya semakin berkurang."

Hal itulah yang menjadi concern bagi Pak Yusuf, yang mana ia menegaskan kalo daya tahan tersebut yang harus dilatih oleh anak muda sekarang.

Kenapa?

"Anak muda sekarang stresnya lebih besar. Pertama, cari kerja susah, karena kompetisinya juga makin banyak. Populasinya makin banyak, pekerjaan masih terbatas. Terus stres materialism makin tinggi, karena kebutuhan makin banyak. Beda dengan zaman dahulu," jelas Pak Yusuf.

Fenomena tersebut menjadi sebuah realitas, di mana masa sekarang memang anak muda tuh mendapatkan tekanan yang makin besar.

"Kalo generasi saya menyatakan bahwa anak-anak sekarang itu kurang tough. Tekanan makin berat, daya tahan kurang kuat," imbuhnya.

Kenapa mismatch dikatakankeniscayaan oleh Pak Yusuf, karena sistem kerja baru, teknologi baru dan digitalisasi baru itu, nggak bakal bisa dikejar oleh sekolahan, dan pasti berubah.

Baca Juga: Waspada, Lembur Nggak Cuma Capek Tapi Bisa Bikin Depresi Juga Lho

Pasti mismatch, untuk future look.

Jadi prasyarat buat anak-anak muda sekarang yang mau masuk ke dunia kerja, sebetulnya harus menjadi orang yang mau belajar.

Pak Yusuf pun menegaskan bahwa semua yang ada di dunia kerja sekarang harus belajar, dituntut untuk bisa survive.

"Kalo anda nggak bisa belajar dan nggak bisa menyesuaikan, bakal lewat kesempatan itu," ungkapnya lantang.

Kemudian Pak Yusuf menambahkan, "Kita sudah jauh tertinggal dari negara-negara lain sebetulnya. Tapi kita juga ingin mempercepat proses. Makanya Ibu Menteri Tenaga Kerja, Ide Fauziyah mencanangkan sembilan lompatan Kemnaker."

Sembilan lompatan yang dimaksuddalam upaya mengembangkan tenaga kerja tersebut adalah:

  1. Balai Latihan Kerja (BLK)
  2. Link and match ketenagakerjaan
  3. Transformasi program perluasan kesempatan kerja
  4. Pengembangan talenta muda
  5. Perluasan pasar kerja luar negeri
  6. Visi baru hubungan industrial
  7. Reformasi pengawasan
  8. Ekosistem digital (platform) SIAPKerja:Talenthub, Skillhub, Sertihub, Karirhub, Bizhub, dll.
  9. Reformasi birokrasi
Nah, lebih khususnya dijelaskan, dari tantanganakan fenomena tadiPusat Pasar Kerja menghadirkan Talenthub, seperti yang tertulis di atas.

Talenthub berfokus untuk menyasar talenta-talenta muda seluruh Indonesia untuk dapat menjembatani pekerja muda ke dunia kerja.

Platform tersebut juga mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak-anak muda melalui berbagai pelatihan yang diselenggarakan secara online.

"Kegiatannya terutama untuk yang digital ada Talent Class (online), kemudian magang virtual, trus ada Talent Scouting yang menjadi fokusnya forum discussion (brainstorming) yang dikemas dengan gaya millenial. Lalu ada Talent Talks, yang biasa ada kedatangan ibu menteri juga," jelas Pak Yusuf.

Di sana, lo bisa menemukan berbagai macam materi, ada digital marketing, digital photography, dan ada UI/UX juga.

Serta portal Karirhub - seperti yang udah tertulis - yang memberikan layanan kepada pencari kerja berupa informasi mengenai lowongan.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x