Yang unik, Slank juga menyediakan kain Bali yang bergambar logo grup itu. Awalnya Slank hanya melayani penjualan lewat pos wesel.
Perlahan kemudian, Kaka dkk "membuka diri".
Caranya? Setiap hari Minggu pada 1996 mereka bikin cara Anplak (maksudnya, pasti Unplugged). Yang tampil tentu saja artis yang tergabung dalam Pulau Biru; Imanez, Well Willy, Traxap, dan Slank sendiri.
Sifatnya saat itu sekadar pendekatan. Artinya, mereka yang sudah punya Kartu Slankers-lah yang bisa nonton, setelah terlebih diwajibkan membeli dua merchandise apa saja.
Bagi yang belum menjadi anggota, bisa mencatatkan diri pada saat acara berlangsung.
Berapa penghasilan SM perbulan? Ternyata, cuma Rp 1 juta. Bisa dibilang nggak terlalu besar kalo buat Slank, tapi jumlah ini menjadi "plus-plos" untuk bayar listrik, telepon, dan gaji ketiga karyawan tadi.
"Sampai saat ini sih, merchandise yang kita keluarkan belum sepenuhnya untuk bisnis. Tetapi lebih kepada pendekatan dengan penggemar," ungkap Bimbim, dikutip dari arsip HAI tahun 1996.
Pas Band melawan pembajak
Kalo Slank punya banyak macam merchandise di masa lalu, maka Pas cukup dua saja.
Sejak mulai bergerak dalam penjualan merchandise pada 1994 (tahun dilepasnya album mini Four Through The SAP), mereka hanya mengeluarkan kaos dan stiker. Cuma yang terakhir itu bentuknya beraneka ragam.
Harga kaos saat itu adalah Rp. 22.500. Khusus buat anggota fans club mereka ngasih potongan Rp. 2.500.