HAI-ONLINE.COM - Seperti apa nih masa depan pendidikan dan pekerjaan di era digital, terutama paska pandemi?
KADIN Indonesia sebagai penyelenggara Presidensi B20 Indonesia menggelar forum diskusi virtual terkait masa depan pendidikan dan pekerjaan di era digitalisasi, Jumat (27/05) sebagai rangkaian side event B20 Indonesia.
Diskusi mengundang sejumlah institusi dan organisasi untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran bagaimana membangun peta jalan dunia pendidikan dan pekerjaan di era transisi digital.
Acara ini dihadiri HRH GKR. Mangkubumi (Putri Mahkota Keraton Yogyakarta) untuk memberikan sambutan, serta WKU KADIN Indonesia Bidang HI Bernandino Vega Jr, Ketua APTISI Budi Jatmiko dan Ketua B20 Future of Work and Education Task Force sekaligus President Director PT Astra Otoparts Tbk dan Direktur f PT. Astra International Tbk Hamdhani D. Salim. Hadir juga sebagai panelis, Andreas Beyer (Educatius Group) dan Matt Neeb (Boston-Gotheberg), Hendri Saparini (Senior Economist Core Indonesia) dan Jo Anne Chuck (Guru Besar WSU Australia).
Diskusi virtual dilatarbelakangi isu yang jadi perhatian B20 melalui Future of Work and Education Task Force, terkait digitalisasi yang telah mendorong percepatan pemanfaatan teknologi di berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan.
B20 Indonesia Future of Work and Education Task Force memiliki fokus kerja untuk memberikan rekomendasi kebijakan bagi negara-negara G20, untuk mendorong kemampuan lembaga pendidikan dan sektor bisnis dalam berkolaborasi agar mampu beradaptasi dengan metode baru dunia pendidikan berbasis teknologi digital.
Pandemi yang telah berlangsung sejak 2 tahun lalu, semakin mempercepat perubahan sistem pendidikan global.
Pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi jadi kian lumrah di tengah restriksi dan pembatasan pergerakan manusia sebagai dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Kata 5 Rockstar Soal Tragedi Penembakan Massal Di Unvalde
Namun nggak bisa dipungkiri akselerasi penggunaan teknologi digital masih belum maksimal. Pemerataan pemanfaatan teknologi masih jadi masalah global yang mengemuka antara negara maju dan berkembang.
Di antaranya terkait masalah kenggaksiapan infrastruktur, keterbatasan sarana prasarana belajar yang berbasis teknologi digital, hingga isu literasi di sektor pendidikan yang perlu diakselerasi.
Percepatan disrupsi akibat digitalisasi dan otomatisasi akan mengubah pola pendidikan serta pola kerja masa depan.