Follow Us

3 Cewek Berpengaruh Dalam Musik Rock yang Kurang Dihargai Di Ranah Showbiz

Nada Aprillia - Jumat, 13 Mei 2022 | 21:05
Poly Styrene  (X-Ray Spex)
CrackMagazine

Poly Styrene (X-Ray Spex)

Poly Styrene

Poly Styrene from X-Ray Spex
AnOtherMag

Poly Styrene from X-Ray Spex

Beberapa artis membuat kesan saat mereka memasuki panggung dan membayangi budaya pop, meskipun memiliki karir yang sangat pendek atau karya yang nggak seberapa.

Kalo lo denger Live at the Roxy WC2, film dokumenter legendaris dari kancah punk Inggris di masa-masa awal, lo bakal dengar pertunjukan live kedua X-Ray Spex yang pernah ada.

Band ini digawangi oleh Marianne Joan Elliott-Said, yang juga dikenal sebagai Poly Styrene. X-Ray Spex adalah orang-orang underachiever yang bangga dengan hanya membuat satu album selama masa kejayaan punk.

Baca Juga: Screamous Kolaborasi Bareng Sex Pistols, Kaos Band Luar Ori Nggak Mahal Lagi!

Styrene nggak terlupakan dalam scene punk nihilistik yang didominasi laki-laki. Di permukaan, cerita Styrene rerdengar tragis dan misterius. Dalam salah satu anekdot yang paling sering diulang tentangnya, cewek ini mencukur rambutnya setelah Sid Vicious dari Sex Pistols mengancamnya dengan sabit.

Tentang insiden itu, dia hanya mengatakan “Gue pernah membaca kalo gadis-gadis di kamp konsentrasi melakukan itu setelah diperkosa oleh Nazi,” jelas Styrene dilansir melalui Listverse tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dia juga pernah memberitahu NME pada tahun 1978, “Lo tau, gue bilang kalo gue bukanlah simbol seks dan kalo ada yang mencoba bikin gue menjadi simbol seks, gue bakal mencukur rambut gue,” jelasnya.

Baca Juga: 5 Gitaris Pop Punk Underrated yang Patut Diakui Kehebatannya! Siapa Jagoan Lo?

Setelah mundur dari punk, Styrene bergabung dengan gerakan Hare Krishna. Namun, dia melarikan diri karena laporan pedofilia di sekte tersebut dan “berusaha untuk menikahkanya”. Tapi Styrene bukanlah seroang pertapa yang lo ekspektasikan, dia aktif dalam seni sampai kematiannya akibat kanker payudara di tahun 2011. Dalam hidupnya, Styrene menolak untuk didefinisikan sebagai tragedi.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest