Hasil riset menunjukkan, flavonoid pada kencur berpotensi memiliki khasiat anti-inflamasi yang baik. Berdasarkan studi in silico, Ekstrak ini secara selektif mampu menghambat COX-2 dengan konsentrasi yang rendah.
Hasil ini dipandang baik, mengingat selama ini obat antiradang konvensional banyak yang tidak selektif menghambat enzim COX-2, sehingga acapkali menimbulkan efek samping berupa iritasi lambung.
Riset disertasi ini berhasil dipresentasikan dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Farmasi Unpad secara hybrid, Selasa (12/4/2022) lalu, dan Indah berhasil memperoleh yudisium “Cumlaude”.
Indah mengatakan, riset ini akan terus berlanjut. Riset lanjutan yang akan dilakukan adalah melakukan pengujian toksisitas untuk memastikan keamanan obat, membuat formulasi obat yang sesuai kondisi mulut, melakukan uji klinis ke manusia, hingga pengembangan produk dan pengajuan paten.
Ia optimistis ekstrak etanol kencur potensial dikembangkan menjadi obat. Penelitian dasar yang telah dilakukan terbukti memiliki khasiat anti-inflamasi, khususnya sebagai anti-ulserasi mukosa mulut (anti-sariawan).
Baca Juga: Rilis Juli 2023, Hayley Atwell Tunjukkan Kostum Mission: Impossible 7
“Berdasarkan penelitian dasar ini konsentrasi atau dosis ekstrak kencur yang diperlukan sangat rendah, sehingga dapat diperkirakan biaya yang diperlukan untuk produksi obat juga akan efektif (cost-effective).
"Selain itu didukung oleh ketersediaan bahan baku dan mudah didapat, tidak jauh dari kota Bandung,” pungkasnya. (*)