Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

5 Alasan Kenapa Layne Staley Memang Seorang Legenda Grunge Panutan

Nada Aprillia - Kamis, 07 April 2022 | 18:15
Layne Staley
Wikimedia Commons

Layne Staley

HAI-ONLINE.COM – 20 tahun sejak kepergian Layne Staley, tentu begitu banyak orang yang merindukan keberadaannya terutama dalam kancah grunge.

Tahun 90an merupakan tahun di mana grunge lagi naik daun banget. Nirvana, Pearl Jam, Alice In Chains menjadi deretan yang nggak lepas dari pandangan penggemar mereka.

Banyak banget kisah tragis yang terjadi dalam kehidupan para bintang rock, seperti yang di alami mendiang vokalis Alice In Chains ini.

Atas semua hal baik dan sikap manisnya kepada orang terdekat, Staley jadi sosok yang sangat disenangi bagi sekitar yang mengenal doi secara baik.

Walaupun begitu banyak pemberitaan negatif tentang Layne yang nggak jauh dari pergelutannya dengan kecanduannya, tapi kerabatnya sangat ingin menonjolkan hal-hal yang mereka sukai dari Staley, yang mana hal itu bikin Staley jadi vokalis yang unik dimata mereka.

HAI bakal kasih 5 fakta kenapa Staley bisa sebegitu dicintai dan menjadi sangat dirindukan oleh orang sekitarnya.

1. Suara Layne Staley

Gitaris Alice in Chains Jerry Cantrell bikin banyak banget penulisan untuk Alice in Chains. Tapi baginya mereka nggak bakal jadi band tanpa vokal tenor Staley yang serba bisa.

Staley mampu menyanyikan nada yang sangat dalam, juga bisa menaikkannya dengan jumlah distorsi yang tepat.

Man in the Box’ dan ‘Love, Hate, Love’ merupakan contoh sempurna dari serba serbi kemampuan Layne dalam penjangkauannya.

Baca Juga: Corey Taylor: Alice in Chains Adalah Salah Satu Band Rock Terbaik yang Pernah Ada, Mendiang Layne Staley Emang Keren!

Harmonisasi oleh Staley dengan Cantrell yang secara khusus mereka gunakan dalam lagu-lagu di ‘Dirt’ merupakan inti dari suara mereka.

Nggak bisa disangkal lagi, kalo setelahnya banyak banget band rock terutama para band yang lahir tepat di ujung ekor grunge mulai menggunakan teknik serupa untuk bikin efek dingin yang sama ke dalam musik mereka.

2. Kekonyolan dan Kepribadiannya

Mike Inez bukan satu-satunya personil Alice in Chains yang bilang kalo Staley sebenernya adalah orang yang penuh dengan semangat di luar musik mereka.

Manajer mereka Susan Silver juga sependapat, yang mana ia ungkapkan dalam serial “30 Years of Grunge”, kalo Layne bener-bener orang yang jenaka dan penyayang.

“Bisa dimengerti kalo musik dan lirik Alice in Chains udah melahirkan gambaran keliru tentang Layne. Layne bener-bener bawain banyak rasa sakit, tapi dia juga salah satu yang paling manis. Dia adalah orang yang manis, manis, dan manis!” ujar Silver.

3. Transparasi yang Staley Punya

Transparansinya tentang perjuangannya dengan kecanduannya sangat mengagumkan.

Walau doi nggak jelasin banyak detail tentang kebiasaan pribadinya dalam wawancara tapi dia sedikit mengungkapkan kebenaran dalam musik Alice, terutama dalam album ‘Dirt’.

Staley pernah mengakui sesuatu pada Rolling Stone pada tahun 1992, “Faktanya adalah kalo gue banyak nyuntik obat bius, dan itu bukan urusan siapa-siapa selain gue sendiri”.

Baca Juga: Throwback MTV Unplugged Paling Gokil, Nirvana & Alice in Chains!

Doi juga mengakui kalo itu adalah perjalanan yang panjang dan sulit. Staley memutuskan untuk berhenti karena doi sedih melakukannya.

Obat itu terasa udah nggak bekerja untuknya. Awalan yang memabukkan dan rasa luar biasa bagi Staley, namun sejalannya waktu menjadi perawatan yang ketat.

4. Staley Selalu Berdiri Atas Sesuatu yang Benar

Salah satu contoh, saat konser Alice in Chains yang berlangsung di Swedia tahun 1993, ada sebuah kerumunan yang membuat gerakan Nazi dan jadi agresif ke penggemar lain yang ada di sekitar mereka.

Layne Staley saat memukuli salah satu penonton

Layne Staley saat memukuli salah satu penonton

Walau mereka membayar untuk menonton penampilan Alice, Staley nggak mau tau. Doi memanggil salah satu pria dari kerumunan yang chaos itu naik ke atas panggung, lalu Staley memukulnya beberapa kali.

Cowok itu dikeluarkan dari lokasi oleh keamanan, lalu Staley berkata ke mikrofon “F*ckin Nazis die!”.

5. Rehabilitasnya

Staley udah jadi pentolan salah satu band rock terbesar tahun 1990-an, dan kadang musisi cenderung ngebiarin ketenarannya itu makin naik terus. Tapi Staley nggak begitu.

Susan Silver menuturkan kalo Staley itu nggak punya rasa ego kayak kebanyakan para vokalis punya.

Banyak yang berada di posisi kayak Layne itu jadi punya tembok ke yang lain, sedangkan Layne nggak punya tembok sama sekali.

Baca Juga: Mengenal Mad Season, Supergroup Grunge Seattle yang Cuma Punya Satu Album

Barrett Martin ex personil Screaming Trees, yang pernah bermain di Mad Season juga mengingat dalam sebuah wawancara kalo Staley murah hati ke para penggemarnya.

“Dia kayak pria yang baik banget. Dia keren! Tiap pertunjukan yang kita mainkan bareng itu selalu terjual habis. Pasti ada aja anak-anak yang nggak kebagian tiket dan ingin masuk, di situ Layne bakal bertindak dengan ngasih daftar tamunya ke anak-anak yang nggak bisa masuk”.

Di samping berita negatif yang sangat ramai menghunjam Layne saat masa-masa perjuangannya, Layne begitu diselimuti oleh kebaikannya yang saat itu sangat dirasakan oleh orang sekitarnya.

Rest In Peace Layne Staley! (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x