Doi juga mengakui kalo itu adalah perjalanan yang panjang dan sulit. Staley memutuskan untuk berhenti karena doi sedih melakukannya.
Obat itu terasa udah nggak bekerja untuknya. Awalan yang memabukkan dan rasa luar biasa bagi Staley, namun sejalannya waktu menjadi perawatan yang ketat.
Staley Selalu Berdiri Atas Sesuatu yang Benar
Salah satu contoh, saat konser Alice in Chains yang berlangsung di Swedia tahun 1993, ada sebuah kerumunan yang membuat gerakan Nazi dan jadi agresif ke penggemar lain yang ada di sekitar mereka.
Walau mereka membayar untuk menonton penampilan Alice, Staley nggak mau tau. Doi memanggil salah satu pria dari kerumunan yang chaos itu naik ke atas panggung, lalu Staley memukulnya beberapa kali.
Cowok itu dikeluarkan dari lokasi oleh keamanan, lalu Staley berkata ke mikrofon “F*ckin Nazis die!”.
Rehabilitasnya
Staley udah jadi pentolan salah satu band rock terbesar tahun 1990-an, dan kadang musisi cenderung ngebiarin ketenarannya itu makin naik terus. Tapi Staley nggak begitu.
Susan Silver menuturkan kalo Staley itu nggak punya rasa ego kayak kebanyakan para vokalis punya.
Banyak yang berada di posisi kayak Layne itu jadi punya tembok ke yang lain, sedangkan Layne nggak punya tembok sama sekali.
Baca Juga: Mengenal Mad Season, Supergroup Grunge Seattle yang Cuma Punya Satu Album