Jalan paling aman ialah memakan permen karet dan menggigitnya keras-keras. Dia nyesel, kenapa tadi rambutnya si Yanti nggak ditempelin permen karet aja, biar tau rasa!
"Hei Lupus!!!!" dari kejauhan terdengar suara cewek memanggil. Lupus segera menoleh. Eh, itu Yanti sambil mengacungacungkan tanaman serta diktatnya. "Kamu lupa bawa ini ya?' teriaknya lagi. Wajah Lupus berubah cerah. Lho, Yanti kan harusnya turun di Mayestik, kok dia bela-belain ngebalikin barang-barang itu sih?, pikirnya.
"Wah, makasih banget Yan! Bawa sini dong!" sahut Lupus girang sambil menghampiri Yanti, tetapi Yanti malah menjauh sambil tertawa-tawa. "Ayo, tangkap dulu dong. Hahahaha.," Dan Lupus pun mengejarnya dengan mudah. Hm, romantisme ndeso! Merekapun tertawa-tawa.
"Kamu sombong ya, turun nggak bilang-bilang!" sahut Yanti terengah-engah. Lupus cuma mencibir. "Kamu sih keasyikan ngobrol sama cowok itu. Jadi ngelupain saya!" balas Lupus. "Idih, cemburu ya?" 'Nggak!!" jawab Lupus dengan wajah memerah. Tapi akhimya Lupus pun dengan setia menemani Yanti menunggu bis yang akan lewat berikutnya. Nggak perduli bel sekolah yang berdentang di kejauhan. Dan dia malah bersukur ketika bis yang ditunggu tak kunjung tiba.