Follow Us

Mengenang Hilman Lewat Lupus: Karya Abadi Dari Seorang Pengarang Jeli

Alvin Bahar - Rabu, 09 Maret 2022 | 12:15
Ilustrasi Lupus, dari HAI tahun 1988
HAI

Ilustrasi Lupus, dari HAI tahun 1988

HAI-ONLINE.COM - Ketika pertama kali nama Lupus muncul di HAI di tahun 1986 (Majalah Hai 17/X, saat itu berbentuk bonus novelet-Red), ada warna segar yang ditawarkan oleh Hilman sebagai pengarang.

Lewat keempat cerpennya itu (Tangkaplah Daku, Kau Kujitak!, Kencan Pertama, Prestise Jazz, Play Boy Duren Tiga), ia mencoba meramu cerita kehidupan remaja dengan kocak dan jenaka.

Layaknya barang baru, tentu masih terasa asing. Baru ketika Hai menggebernya setiap minggu kehadiran Lupus, Boim, Gusur, Anto, Lulu dan lain-lainnya makin terasa. Semua tokoh yang ditampilkan unik dan nyentrik.

Secara fisik, Lupus bukanlah gambaran seorang jagoan. Badannya kurus kerempeng, nggak bisa berkelahi. Kalau mau jujur, Lupus juga bukanlah gambaran murid sekolah yang encer otaknya.

Tapi untuk urusan jahil, otaknya bakal bekerja cepat. Super cepat, malah.

Namun anehnya, sosok Lupus justru sangat digemari. Itu bisa dilihat dari meledaknya kumpulan cerpen Lupus yang sudah dibukukan. Per 1995 saja, sudah 13 buku kumpulan cerpen seri Lupus yang diterbitkan.

Setiap bukunya selalu 'laris dengan sukses'. Semakin jauh, ada sinetron dan filmnya juga.

Baca Juga: Pengarang Novel Lupus, Hilman Hariwijaya Meninggal Dunia

PENGARANG JELI

Kejelian pengarang menangkap tren yang ada di kehidupan remaja pada masanya patut diacungi jempol. Dari mulai gaya dandan hingga bertutur kata. Dengan lincah Hilman menuliskan semuanya itu dalam cerita-cerita Lupus.

Gaya bahasa slengean yang memang milik remaja, dimasukkan sebagai cara bertutur dalam cerita. Membaca pun jadi enak. Cerita jadi mengalir dengan lancar.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest