HAI-ONLINE.COM - Hilman Hariwijaya selalu identik dengan Lupus, dan Lupus pun juga identik dengan HAI. Pada 1986, cerita Lupus dimulai di media yang dulu berbentuk majalah ini.
Pertama kali nama Lupus muncul di HAI di edisi 17/X, saat itu berbentuk bonus novelet.
Lewat keempat cerpennya di edisi tersebut (Tangkaplah Daku, Kau Kujitak!, Kencan Pertama, Prestise Jazz, Play Boy Duren Tiga), Hilman mencoba meramu cerita kehidupan remaja dengan kocak dan jenaka.]
Yap, pertemuan awal Lupus dengan HAI belum berbentuk cerpen mingguan, hanya bonus saja.Nggak lama kemudian, Lupus terbit jadi rubrik mingguan di HAI yang ditunggu remaja.
Semakin naik namanya, Lupus pun dibukukan, jadi sinetron, hingga film.
Baca Juga: Mengenang Hilman Lewat Lupus: Karya Abadi Dari Seorang Pengarang Jeli
Pada masanya, Hilman juga sering bikin roadshow ke berbagai sekolah, cerita soal Lupus dan kehidupannya.
Kejelian Hilman menangkap tren yang ada di kehidupan remaja pada masanya patut diacungi jempol.
Dari mulai gaya dandan hingga bertutur kata. Dengan lincah Hilman menuliskan semuanya itu dalam cerita-cerita Lupus.
Senjata lain dari cerita Lupus adalah kekonyolan tokoh-tokoh cerita. Untuk yang satu ini, Hilman benar-benar membuktikan dirinya sebagai pakar ngocol.
Pengarang bagai sumber kekonyolan yang nggak pernah kering.
Kini sang kreator, Hilman Hariwijaya telah tiada, tetapi Lupus dan segala hal ikoniknya akan terus terkenang di hati pecintanya. Selamat jalan, Hilman. Long Live Lupus.