Pernyataan ini meruapakan hasil surveiThe State of Snackingyang dilakuman oleh tim Mondelez pada tahun ke-3. Mereka mengungkap bahwa 93 persen responden mencari camilan untuk meningkatkan kesehatan mental mereka. Kok bisa?
Baca Juga: Jangan Ketipu Makanan, Begini 7 Tips Konsumsi Camilan Sehat Sebelum dan Sesudah Berolahraga
Yap, apalagi dengan perubahan selama beberapa tahun terakhir akibat pandemi, peran dan makna camilan bagi masyarakat jadi terus berkembang.
Nggak heran, kegiatan ngemil semakin berperan penting untuk menjaga kesehatan mental.
Kebanyakan dari responden mengakui bahwa motivasi utama mereka dalam memilih camilan adalah sebagai hadiah untuk diri mereka sendiri (self-reward).
Bahkan, kegiatan ngemil dianggap sebagai waktu untuk melepaskan diri dari beban mental yang mengelilingi setiap hari, di mana 61 persen setuju bahwa camilan memang seharusnya ditujukan untuk kebahagiaan atau kepuasan diri.
Memahami pentingnya peran camilan untuk tujuan kesehatan mental sesuai dengan hasil survei yang dilakukan, Khrisma Fitriasari selaku Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia mengajak masyarakat untuk menerapkan #JamNgemil, yaitu meluangkan waktu sejenak di antara kesibukan sehari-hari, untuk menikmati camilan favorit.
"Makan camilan itu justeru harus mindful ya, jangan sambil nonton atau kerja, harus dirasakan pada momen #jamngemil , ini jadi kayak metime, waktu yang digunakan sebagai cara sederhana dalam menyenangkan dan mengapresiasi diri," ungkapnya dalam paparan riset ngemil pada Selasa (8/3/2022).
Baca Juga: Diet Sehat itu Nggak Menyiksa, Kini Raih Body Goals Bisa Lebih Mudah dan Nggak Ribet Pakai Ini
Untuk itu, ia menyarankan Momen #JamNgemil sebaiknya diterapkan secara mindful snacking, yakni dengan sepenuhnya fokus akan momen ngemil tersebut, sehingga dapat menyadari kebutuhan tubuh, dan mendapatkan manfaat baik dari camilan untuk membahagiakan diri.
Soal mengejar reward pribadi dan cari happy melalui ngemil ini, psikolog & co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima M.Psi menjelaskan, fakta kebutuhan ngemil untuk meredam stres dan mencari kenyamanan itu banyak dibutuhkan, terutama bagi milenial dan Gen Z.
Akan tetapi, ngemil yang bijak alias mindful snacking adalah bukan semata-mata kewajiban memenuhi kebutuhan makan.
"Namanya juga snacking, makanan ringan ini dikonsumsi saat jeda makan utama, yaitu pagi, siang dan sore atau malam. Jadi snacking yang dilakukan di antara 3 kali makan itu yang akan mendatangkan kenikmatan dan kesehatan mental," jelasnya di acara yang sama.
Soal kebahagiaan yang dicari, hal tersebut menurut Saskhya sangatlah mungkin.
"Karena secara biologis perilaku makan atau ngemil dapat menyalakan reward system di otak yang menghasilkan hormon bahagia (dopamine),” jelasnya.
Ditambahkannya juga, kalo makan wajibnya udah teratur, kecil kemungkinan seseorang akan makan camilan secara berlebihan.
Selain itu jika seseorang sudah memahami self reward itu penting, makan camilan akan terkontrol dan menyeimbangkan kehidupan, apalagi jika kesadaran ngem dubarengu kesadaran beraktivitas fisik.
"Ngemil itu tidak berarti egois, tidak lari dari tanggung jawab, dan sebaliknya justru akan meningkatkan kinerja, kesehatan mental, serta fisik," jelasnya lagi.
Nah, dari survei “The State of Snacking” bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan baik fungsional maupun emosional, pada konsumen di Indonesia dan 11 negara lainnya.
“Survei The State of Snacking ini merupakan bagian dari upaya Mondelēz International dalam memahami kebutuhan konsumen di seluruh dunia, termasuk di Indonesia,” jelas Rizky Maulana Kurniawan selaku Head of Category Plan and Activation Mondelēz Indonesia.
Mondelez Indonesia dengan produk-produknya yang ikonik seperti biskuit Oreo, cokelat Cadbury, dan Keju KRAFT telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia yang melengkapi setiap momen ngemil.
“Mondelez Indonesia berharap hadirnya survei The State of Snacking, serta inisiatif #JamNgemil ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat agar bisa meraih manfaat tersebut bagi tubuh maupun pikiran, utamanya di masa pandemi yang tak menentu ini,” tutup Rizky. (*)