Follow Us

HAI 45 Tahun: Time to Spread Aspiration!

Alvin Bahar - Minggu, 09 Januari 2022 | 14:51
HAI 45piration
Fariz/HAI

HAI 45piration

HAI-ONLINE.COM - 2022, HAI berusia 45 tahun. Dari jaman bonyok masih muda, jaman om lo masih ABG, jaman kakak kita pertama kali pacaran, HAI udah ada. Setia menemani, tau tren dan bahkan seringnya jadi pelopor.

Banyak komentar tentang HAI. Positif dan negatif. Para mantan remaja misalnya, di beberapa kolom komentar sering membandingkan antara HAI sekarang dengan HAI dulu. Ada yang bilang HAI terlalu beda, ada yang maklum.

Kritik tentu kami terima dengan senang hati. Tapi sesungguhnya HAI nggak pernah berubah.

Tetep pengen jadi temen anak-anak muda - terutama cowok, pastinya - dan tau apa yang lagi diomongin.

Sebagai temen, HAI tentu dan kudu jadi yang terpercaya. Infonya harus cocok dengan apa yang lagi menarik perhatian kita semua. Penampilan dan penyajiannya juga harus pas.

Maklum tiap saat, pembacanya juga berganti baru. Yang dulu SMP jadi SMA. Yang SMA pun nantinya bakal kuliah. Di redaksi pun regenerasi pengasuhnya berlangsung.

Tetapi spirit HAI sebagai sahabat anak muda yang sudah ditanam sejak awal terbit pada 5 Januari 1977 tetap terjaga.

Kenapa? Karena menurut para pendirinya, HAI harus menjalani tiga fungsi sesuai namanya. HAI: Hibur, Asuh, llmu.

Terima kasih ya sudah menjadi teman HAI. Di tahun ke-45 HAI berdiri, kami punya semangat #45piration. Alias dibaca jadi aspirasi. Bukan cuma permainan kata aja, tapi juga harapan.

Karena setiap generasi membutuhkan ruang kreatif untuk memfasilitasi spirit dan aspirasi mereka. Nggak terkecuali buat gen z. "45piration" adalah langkah HAI untuk menggaungkan suara anak muda, menekankan lagi kenapa suara anak muda itu penting, sekaligus wadah anak muda untuk bersuara soal kegundahannya.

Karena dari yang HAI lihat belakangan ini, aspirasi kita banyak dan keras, tapi yang punya power nggak dengerin.

Ini juga bukan asbun. Laporan British Council yang diterbitkan per 9 September 2021 lalu mensurvei lebih dari 8000 anak muda berusia 18-35 tahun dari 23 negara – termasuk Indonesia. 75 persen anak muda melaporkan bahwa mereka memiliki keterampilan untuk menangani masalah iklim di komunitas dan 63 persen mengatakan bahwa mereka tahu tentang Konferensi Para Pihak Perubahan Iklim PBB (COP26).

Namun 67 persen anak muda merasa bahwa pemimpin negara mereka nggak dapat mengatasi perubahan iklim sendiri. Mereka juga menyuarakan keprihatinan bahwa suara cewek dan kelompok minoritas nggak tercermin dalam kebijakan perubahan iklim saat ini. 69 persen mengatakan mereka nggak pernah berpartisipasi dalam aksi perubahan iklim.

"Beberapa hambatan partisipasi pemuda dalam aksi iklim termasuk akses digital yang terbatas, budaya sosial hierarkis yang mengecualikan kaum muda, dan kurangnya akses ke pelatihan dan pengembangan keterampilan," jelas laporan tersebut.

Peneliti Utama Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho juga berkata banyak senior, terutama di politik, yang menganggap remeh anak muda sehingga suara mereka nggak pernah didengar.

"Senior merasa diri punya pengalaman dan pengetahuan lebih, sehingga suara anak muda tidak didengar," ucapnya.

"Sekarang yang terjadi belum banyak politisi yang melek dunia digital, padahal generasi muda punya ide cemerlang untuk dunia politik tanah air," imbuhnya.

Mungkin kalian juga pernah ngerasain sendiri. Gimana ngeselinnya ketika ngasih opini relevan malah di-counter pake "ah kamu anak kecil tau apa" atau "dulu zaman bapak muda ya...". Diskriminasi usia yang sering kita lihat di keseharian.

Yang pasti juga, bukan cuma suara yang harus lantang. Tapi juga di mana kita berteriak. Setiap generasi membutuhkan ruang kreatif untuk memfasilitasi spirit dan aspirasi mereka. Nggak terkecuali buat gen z. Untuk merayakan ulang tahun ke-45, kami menggunakan "45piration" dan mengubah HAI sebagai wadah anak muda untuk bersuara soal kegundahannya. Kalo salah boleh kritisi, kalo benar jangan diskriminasi!

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular