Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

The Next BSD Metal: KAPITAL, Meraung dari Tenggarong, Siap Terkam Nusantara

Mohammad Farras Fauzi - Rabu, 27 Oktober 2021 | 09:05
KAPITAL
Dok. KAPITAL

KAPITAL

HAI-ONLINE.COM - KAPITAL adalah bukti kalo metal nggak cuma Jawa. Namanya memang sudah nggak asing lagi bagi banyak pencinta metal di tanah air. Berdiri di tanah Borneo, tepatnya di Tenggarong, Kutai Kartanegara; KAPITAL adalah entitas metal yang sudah membangun pondasi logam beratnya sejak 2004, atau tujuh belas tahun lalu.

Mereka memulai marwah kejamnya dengan debut album ‘Metalmorphosis’ (2009) yang baru dirasakan dampaknya dua tahun setelahnya.

Sejak itu, KAPITAL semakin semangat dan berenergi untuk mengolah materi kejam untuk dituangkan dalam serentetan diskografinya. Dimulai dari ‘Reinkarnasi’ (2011); ‘Symphony Kegelapan’ (2012); ‘Teror Dari Belantara’ (2014); Semesta Rawa (2017); hingga yang paling mutakhir adalah ‘Mantra’ (2020).

Nama album terakhir yang menjadi album penuh ke-6 dari KAPITAL nggak hanya menunjukkan kiprah trengginas band ini, namun juga menjadi pembuktian bagi mereka untuk menyajikan materi musik yang lebih sadis meski harus menjalani serangkaian permasalan internal di tubuh bandnya.

Kalo merujuk ke pepatah klasik “dalam merangkai kesuksesan, pasti ada harga mahal yang harus dibayar”; KAPITAL juga sudah mengalami hal tersebut.

Perjalanan panjang yang dilakukan oleh KAPITAL dalam memupuk karier dalam ranah musik ekstrem tentu juga memerlukan banyak investasi yang harus dikorbankan, tak terkecuali waktu, biaya, dan soliditas antar personel.

Baca Juga: Harus Diakui Trio BSD (Burgerkill, Seringai, & DeadSquad) Adalah Poros Metal di Indonesia, Ini Alasannya

Ketika itu, posisi sang gitaris Dhani Arinda dan bassist Ninoy harus dipangkas untuk tetap mempertahankan marwah KAPITAL yang sedang goyah, bahkan sang pentolan Akbar Haka juga sempat “mengancam” untuk cabut kala itu.

Beruntung tiga member tersisa yakni Akbar Haka, Arie Wardhana, dan Ewien Saputra kemudian dibantu oleh nama lawas seperti Baken Nainggolan (ex. Hellcrust, SiksaKubur, & Betrayer) dan Arriezky Pratama untuk menghadirkan album ‘Mantra’ yang hadir di tahun lalu.

Album tersebut akhirnya membayar tuntas seluruh pengorbanan yang terjadi di kondisi internal dari KAPITAL sehingga jangkar metal yang mereka tanamkan menjadi semakin kuat.

Lantas, apa yang membuat nama besar dan perjalanan KAPITAL menjadi begitu penting bagi dinamika metal nusantara di era modern ini? Mampukah KAPITAl meneruskan tongkat estafet penting yang telah dilanggengkan oleh Burgerkill, Seringai, dan DeadSquad sebelumnya?

Untuk menjawab dua pertanyaan di atas, kayaknya perlu mengutip pernyataan dari ex, gitaris Tengkorak dan Slowdeath, mas Samier Thalib, yang sekaligus mengingatkan kalo keberhasilan dari trio BSD bukanlah sebuah proses instan.

“Ketiga band tersebut (BSD) menjalani berbagai banyak persoalan yang harganya sangat mahal untuk membawa metal bisa menjadi seperti ini. Terutama di 90-an akhir hingga 2000-an awal, pondasi metal yang dibentuk masih sangat lunak tanpa adanya bantuan informasi dan teknologi seperti sekarang,” ujar mas Samier saat ditemui HAI di markasnya di Inferno, Surabaya.

Perlu diingat, band tertua yang terdapat pada trinitas BSD yakni Burgerkill sudah terbentuk sejak 1995. Perlu beberapa tahun hingga akhirnya Burgerkill dapat “menikmati” hasil perjuangan mereka pada 2010-an awal.

Baca Juga: Kalo Trio BSD (Burgerkill, Seringai, DeadSquad) Turun Tahta, Kira-kira Siapa Band Metal yang Gantiin?

Dengan apa yang sudah dilakukan oleh KAPITAL sejauh ini, nggak menutup kemungkinan kalo KAPITAL bakal “menikmati” hasilnya nggak lama lagi. Lima, sepuluh, atau lima belas tahun lagi? We’ll see.

Meski mas Samier sebelumnya nggak secara langsung menyebut KAPITAL sebagai nama yang potensial untuk meneruskan legacy dari BSD, HAI menganggap kalo apa yang udah dilakukan oleh KAPITAL selama 17 tahun berkarier sangat mewakili elemen-elemen yang diperlukan buat jadi poros metal penting.

Elemen penting yang paling utama tentu saja adalah basis penggemar yang sangat kuat. Nggak hanya di Tenggarong, Peluru Tajam (sebutan fans KAPITAL) sudah tersebar dengan sangat merata di seluruh penjuru Indonesia, bahkan hingga luar negeri.

Kedua adalah jaringan metal lokal maupun internasional yang dibangun oleh KAPITAL dengan sabar dan teratur. Berkat ini, nama KAPITAL juga kerap menghiasi panggung luar Indonesia secara rutin.

Baca Juga: The Next BSD Metal: Bonga! Bonga!/DarkSovls, Corak Baru Dari 'Si Itu-itu Lagi'

Yang ketiga adalah kemampuan beradaptasi. Meski terhitung senior, KAPITAL mampu bersikap adaptif dalam memanfaatkan segala teknologi dan informasi untuk membangun citra penting ketika menyiarkan warna musik mereka yang udah amat kaya dan nggak perlu diperbincangkan lagi.

Nggak mengherankan apabila kemudian nama KAPITAL sering disebutkan oleh Stephanus Adjie (vokalis Down For Life) sebagai nama yang patut untuk diantisipasi bagi penggiat metal, khususnya di Indonesia.

“Publik seharusnya nggak perlu bertanya-tanya untuk kualitas band metal di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, semua punya kapabiltas yang mumpuni untuk menjadi band metal sebesar trio BSD.

Menangkap pernyataan dari Adjie, HAI juga menilik satu lagi elemen penting yang dimiliki oleh KAPITAL. Mereka berhasil mendobrak stigma Jakartasentrisme pada kultur musik di Indonesia – suatu anggapan jika karier musik hanya bisa dilangsungkan di Jakarta dan sekitarnya.

Berangkat dari “tempat terpencil” yang jauh dari hingar bingar ibukota, KAPITAL berhasil membuktikan kalo metal selalu akan tumbuh besar dengan seluruh elemen tersegarnya yang cemerlang.

Artikel ini adalah bagian dari rangkaian tulisan HAI soal band metal calon penerus trio BSD (Burgekill, Seringai, DeadSquad). Selengkapnya klik di sini.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x