5. Vaksin Campuran
Pada beberapa kasus, masyarakat kerap mendapatkan vaksin campuran maksudnya jenis vaksin dosis pertama dan kedua berbeda.
Soal ini, dr. Jeff menyinggung bahwa jika yang ditanyakan apakah berbahaya atau tidak, jawabannya belum dapat dipastikan.
Ia menjelaskan, saat ini sebuah riset di AS tengah melalukan uji coba silang vaksin, yakni 450 diberikan vaksin jenis beda pada dosis pertama dan keduanya.
"Ada yang eprtama sinovac, kedua moderna, ada juga yang pertama moderna keduanya diganti J&J dan seterusnya," jelasnya.
Dalam studi tersebut, pasien dilihat respon kekebalan tubuh dan efek samping yang diradalan stelah mendpaat vaksin berbeda, hasilnya mereka yang memdapat vaksin pertama dan kedua berbeda punya antibodi yang mirip dengan mereka yang divaksin sama dosis kedua dan pertamanya.
Baca Juga: Remaja Penerima Suntik Kosong Dipastikan Bukan Salah Satu Pelajar IPEKA Pluit
"Tapi sekali lagi, riset ini masih kasar teman-teman, jadi perlu tinjauan medis lebih lanjut lagi," jelasnya.
6. Vaksin Baru Nih
Menurut dr. Jeff, ada jenis vaksin Corona baru, Zifivax namanya. Dia merupakan vaksin ke-10 yang mendapatkan izin edar dari BPOM. Sudah ada uji klinis fase 3, dengan efikasi 81,7%. KIPI relatif ringan, tidak ada yang berat atau serius.
“Penggunaannya masih diperuntukkan 18 tahun ke atas, sesuai kriteria uji klinis. Vaksin ini cukup ampuh melindungi dari varian Delta, tapi belum bisa didapatkan di pasaran, karena perlu waktu untuk distribusinya. Kabar baiknya, vaksin ini nanti akan diproduksi sendiri oleh Indonesia. Diharapkan awal November nanti sudah tersedia,” ujar dr. Jeff.
7. Vaksin yang Aman untuk Ibu Hamil