HAI-Online.com – Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas jenjang SMA/K dan SLB di daerah Jawa Timur berlangsung aman nggak menimbulkan klaster Covid-19, setidaknya hingga saat ini.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi, berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang dia terima, klaster Covid-19 saat PTM lebih banyak terjadi di jenjang SD dan SMP.
"Data klaster sekolah terhadap Covid-19 secara nasional dari Kemendikbud Ristek yakni 45,97 persen dari jenjang SD dan 19,07 persen dari jenjang PAUD dan SMP," ujar Wahid, melansir laman Kominfo.Jatimprov.
Sementara untuk jenjang SMA/K, dari laporan yang ia terima, nggak ada klaster baru yang ditimbulkan dari PTM terbatas.
"Laporan dari para Kepala Cabang Dinas Pendidikan se-Jatim untuk SMA/SMK SLB di Jatim aman dari klaster Covid-19 sekolah," katanya.
Namun meski relatif aman, pihaknya tetap melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan PTM jenjang SMA/SMK atau SLB yang berjalan 22 hari untuk mengantisipasi adanya klaster Covid-19.
"SMA/SMK atau SLB telah 100 persen PTM. Untuk evaluasi, yang pertama sekolah melakukan hybrid learning, perpaduan antara tatap muka dan daring," ujarnya.
Wajid menjelaskan, karena tatap muka hanya berlangsung selama dua jam, kekurangannya akan ditambah lewat pembelajaran jarak jauh. Jadi setelah pulang sekolah mengikuti PTM, siswa akan mengikuti pembelajaran jarak jauh di rumah.
"Ini diantisipasi agar siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka nggak nongkrong di kafe bersama teman-temannya," ujarnya.
Baca Juga: Pengangguran Muda Bertambah saat Masa COVID-19, Program skilled Youth ke-5 Bakal Lanjut
Kedua, sudah banyak sekolah-sekolah yang memanfaatkan teknologi digital sehingga memungkinkan pembelajaran PTM di kelas bisa diikuti secara langsung oleh siswa yang mengikuti pembelajaran dari rumah.